Hahaha, aku tertawa geli dalam hati, om Dedy koq tau isi otakku yah?
“oke boss” ucapku malas
Kami berjalan kedalam gedung itu, gedung berlantai 2, tidak ada orang disini, hanya ada beberapa kursi dan meja lalu aksen-aksen ruangan yang terlihat tidak berkelas. Tempat apa ini pikirku? Tiba-tiba ada seorang pria yang agak sedikit kemayu menghampiri kami
“selamat siang pak Dedy”
“siang mas hengky”
“jadi ini yah gadis yang anda ceritakan” ucap pria itu tanpa berbasa-basi
“iya heng, jeann ini hengky, hengky ini jeann”
“hallo” ucapku sambil berjabat tangan dan masih berpikir tempat apa ini?
“mari pak kita ke ruangan saya, ayo mbak jeann”
Aku tersenyum dan kami berjalan menuju ruangan si pria kemayu ini, setelah berada di ruangan kami di persilahkannya duduk
“jadi gimana heng? Udah kamu urus kan?” ucap om Dedy memulai pembicaraan kami