Usaha rumah makan MGH akan memiliki banyak saingan dari usaha kuliner lain seperti lontong sayur, ketoprak, bubur ayam, dan soto yang sudah lama bergelut di daerah Setia Budi. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi usaha MGH.
Namun mie gomak dari rumah makan MGH memiliki keunggulan tersendiri seperti dapat menarik konsumen yang berasal dari suku Batak (di daerah Setia Budi jumlah populasi orang batak cukup banyak), dan di daerah Setia Budi belum ada orang yang membuka usaha mie gomak.
Ancaman Pendatang Baru
Jika usaha mie gomak berkembang dan mendapatkan banyak konsumen makan akan bisa memunculkan minat orang untuk membuat usaha yang sama dengan rumah makan MGH. Ancaman ini akan menjadi perhatian bagi usaha rumah makan MGH.
Ancaman Produk Substitusi
Dengan adanya ancaman pendatang baru yang menghasilkan produk yang serupa, bisa membuat konsumen beralih ke pendatang baru sehingga menbuat usaha rumah makan MGH akan kehilangan keuntungan pasar jika pelanggan menggunakan produk secara bergantian. Keuntungan juga akan menurun jika rumah makan MGH menurunkan harga produknya agar bisa bersaing dengan pendatang baru.
Namun hal ini bisa diatasi dengan cara menjaga konsisten rasa dan harga serta tetap menjaga kenyamanan konsumen karena kepuasan konsumen prioritas nomor 1.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Rumah makan MGH mempertimbangkan bagaimana perubahan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan kemampuan mereka untuk menurunkan harga pasar.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Untuk bahan utamanya ya itu mie lidi dan andaliman yang banyak dijual di Pasar Senen yang jaraknya sekitar 10-15 menit perjalanan dengan menggunakan motor. Sedangakn untuk bahan lain seperti telor, labu siam, wortel, bawang merah/putih, dan cabai dapat ditemukan di pasar Mencos yang ada di daerah Setia Budi. Karena bahan-bahan pembuatan mie gomak mudah didapatkan sehingga daya tawar pemasok cenderung rendah.