Perusahaan perlu mempertimbangkan kriteria ini karena akan kurang menguntungkan bagi perusahaan apabila melayani segmen pasar yang kecil karena potensi penjualannya juga akan kecil. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:100)
2) Potensi persaingan
Setiap negara akan memiliki potensi persaingan pasar yang berbedabeda di mana para pemasar harus menghadapi adanya persaingan tersebut. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:100)
3) Kesesuaian dan kelayakan
Para pemasar dituntut untuk dapat meilai kesesuaian antara sumbersumber daya, sasaran sasaran keseluruhan, dan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:101) pendapat Keegan dan Green dalam Kristanto (2011:103) positioning mengacu pada tindakan diferrensiasi sebuah merk di dalam pikiran para konsumen terhadap produk melebihi para pesaing dalam manfaat-manfaat yang ditawarkan oleh merk. Terdapat tiga pilihan strategi positioning menurut Keegan dan Green dalam Kristanto (2011:104), yaitu global consumer culture positioning, foreign consumer culture positioning, local consumer culture positioning. Global consumer culture positioning mengidentifikasi bahwa merk merupakan simbol dari sebuah segmen atau budaya global tertentu. Foreign consumer culture positioning adalah bagaimana sebuah merk diasosiasikan dengan situasi penggunaannya dan asal produksinya dengan sebuah negara atau budaya asing.
Berikut adalah analisis Segmentasi, Targeting, dan Positioning rumah makan MGH.
Segmentasi
Calon kosumen dari rumah makan MGH sendiri berusia belasan sampai puluhan tahun dan dari semua kalangan tidak memandang status ekonomi dan pendidikan yang berada di wilayah perkotaan di daerah Setia Budi, Jakarta Selatan.
Targeting
Target konsumen rumah makan MGH ini adalah para pekerja yang sedang mencari sarapan atau makanan berat untuk mengisi perut. Usaha rumah makan MGH ini juga di targetkan kepada orang-orang Batak yang ingin mencari kuliner khas mereka.
Positioning