Bagaimana seni menceriakan dogma teologia yang spiritualitasnya terlalu picik; bagaimana seni juga menerangi relung tersempit sekalipun dalam filsafat dan ideologi, yang terkungkung bayang-bayang idealismenya sendiri; bagaimana seni membersihkan politik dari anasir-anasir kotor, seperti tiranisme, korupsi, kolusi, nepotisme, dan despotisme; serta bagaimana senipun mendandani budaya dan sistem sosio-ekonomi agar lebih manusiawi; semuanya itu adalah tugas berat seni, yang harus diemban karya-karya seni berkualitas.
Kita sudah melihat, betapa dahsyatnya pengaruh Baroque, Roccocco, Rennaissance, dan Romantique pada abad pertengahan: dimulai dari diobrak-abriknya kemapanan dominasi Gereja Katholik Roma oleh Reformasi kaum Protestan yang dimotori Martin Luther dan Johannes Calvin; berlanjut pada terobosan-terobosan dalam bidang sains dan teknologi, yang dipimpin Coppernicus, Galileo, dan Newton; yang semakin menjalar menjadi Revolusi Industri, yang dipelopori James Watt; kemudian lahir paham-paham baru di bidang politik dan kenegaraan serta ekonomi, seperti imperialisme, kapitalisme, dan liberalisme, yang diujungtombaki Rosseau, Montesque, dan Adam Smith; dan puncaknya, Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika meletus.
Memang aliran-aliran seni tersebut bukan pelopor atau pencetus semua peristiwa sejarah --yang terus berantai bagai reaksi inti atom tanpa tertahankan-- itu dalam artian sebenarnya.
Tapi tak bisa disangkal, tokoh-tokoh sejarah itu mengantongi roh dan semangat pembaruan yang dinamis dari seni-seni yang hidup pada zaman itu.
Hanya saja, bila dicermati secara kritis, selain berkah besar bagi umat manusia, di sisi lain, peristiwa-peristiwa sejarah itupun menghadirkan bencana-bencana yang sama besarnya (kalau tidak mau dibilang lebih besar).
Ekses-ekses yang timbul telah menimbulkan kepedihan tak terperi, bahkan tak terhitung nyawa manusia yang harus dikorbankan.
Dan sekali lagi, walau bukan tangan seni sendiri yang berlumuran darah, namun --sebagai inspirator-- tetap saja seni harus ikut bertanggungjawab.
Dari sinilah kita dapatkan fungsi dan manfaat lain dari seni. Karya seni yang hebat mencerminkan kejeniusan orang yang menciptakannya.
Akan tetapi, seberapapun indah dan inspiratifnya seni dan karya seni, tetap saja ia jauh dari sempurna. Defek sekecil apapun mampu mengejawantahkan tragedi yang fatal dan letal.
Dengan lain kata: fungsi dan manfaat seni dan karya seni adalah sebagai cermin, bagi diri penciptanya dan bagi seluruh umat manusia, bahwa betapa rusaknya kita, sampai-sampai hal-hal indah yang kita maksudkan untuk kebaikanpun bisa mengandung keburukan dan membawa kehancuran.
4. Kesimpulan