Orang tua dan sodara-sodaranya sangat ramah. Saya sebagai orang jauh seketika merasakan nuansa kekeluargaan, banyangan idul adha yang surap kita sudah lenyap dihapus oleh kehangatan keluarga ini. Dan keesokan harinya kami kembali ke Semarang untuk menjalani aktivitas perkuliahan seperti biasanya
Jadi buat kamu yang tidak pulkam, sudah mau mencoba metode ini?
2. Ikut Jadi Panitia Kurban
Metode berikutnya yang mungkin saya rekomendasikan adalah jadi panitia kurban di masjid kampus atau masjid di dekat kos kalian.
Saya dulu mencoba cara ini di tahun 2019. Masjid Al Ikhlas kalau saya tidak salah ingat namanya. Masidnya terletak di Jalan Bulusan Selatan. Masjidnya tidak terlalu besar, tapi kalau tidak salah sapi diterima lumayan banyak.
Selepas sholat, saya bersama 3 kawanku langusung ambil posisi uuntuk membantu. Kami di bagian potong-potong.Â
Saat tangan-tangan kami yang kaku ini dipaksa untuk memotong daging menjadi bagian yang lebih kecil dan memisahkan lemak pada daging, pikiran kamu fokus untuk itu.
Jadi tidak ada waktu untuk sedih-sedihan karena mengingat yang di rumah (catacan: saya sudah menelpon orang-orang di rumah sebelum menjadi panitia)
Selain itu, ibu-ibu dan bapak-bapak di sana sangat ramah. Mereka terus bertanya banyak soal latar belakang kami. saya dengan antusias menjawab.Â
Sesekali mereka bercanda untuk memecah keheningan. Suasan guyup terasa kental saat itu. Tidak ada sekat suku, antara aku yang suku Muna, 2 kawanku Batak dan Minang, serta mereka yang suku Jawa.