Mohon tunggu...
Samsul Bakri
Samsul Bakri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ekonomi Undip

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Tetap Makan Opor Ayam dan Tidak Kesepian bagi yang Nggak Pulkam di Libur Idul Adha

24 Juni 2023   12:03 Diperbarui: 30 Juni 2023   19:00 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua dan sodara-sodaranya sangat ramah. Saya sebagai orang jauh seketika merasakan nuansa kekeluargaan, banyangan idul adha yang surap kita sudah lenyap dihapus oleh kehangatan keluarga ini. Dan keesokan harinya kami kembali ke Semarang untuk menjalani aktivitas perkuliahan seperti biasanya

Jadi buat kamu yang tidak pulkam, sudah mau mencoba metode ini?

2. Ikut Jadi Panitia Kurban

Metode berikutnya yang mungkin saya rekomendasikan adalah jadi panitia kurban di masjid kampus atau masjid di dekat kos kalian.

Ilustrasi daging kurban, pengemasan daging kurban, bungkus daging kurban. (Shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi daging kurban, pengemasan daging kurban, bungkus daging kurban. (Shutterstock via kompas.com) 

Saya dulu mencoba cara ini di tahun 2019. Masjid Al Ikhlas kalau saya tidak salah ingat namanya. Masidnya terletak di Jalan Bulusan Selatan. Masjidnya tidak terlalu besar, tapi kalau tidak salah sapi diterima lumayan banyak.

Selepas sholat, saya bersama 3 kawanku langusung ambil posisi uuntuk membantu. Kami di bagian potong-potong. 

Saat tangan-tangan kami yang kaku ini dipaksa untuk memotong daging menjadi bagian yang lebih kecil dan memisahkan lemak pada daging, pikiran kamu fokus untuk itu.

Jadi tidak ada waktu untuk sedih-sedihan karena mengingat yang di rumah (catacan: saya sudah menelpon orang-orang di rumah sebelum menjadi panitia)

Selain itu, ibu-ibu dan bapak-bapak di sana sangat ramah. Mereka terus bertanya banyak soal latar belakang kami. saya dengan antusias menjawab. 

Sesekali mereka bercanda untuk memecah keheningan. Suasan guyup terasa kental saat itu. Tidak ada sekat suku, antara aku yang suku Muna, 2 kawanku Batak dan Minang, serta mereka yang suku Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun