"Jubaedah," jawabnya. Lalu, perempuan itu mulai mengangkat wajahnya.Â
Aku girang. Akhirnya dia mau menjawab pertanyaanku. Namun, setelah wajahnya diangkat, tampak jelas sekali perempuan itu wajahnya rata seperti tembok. Tak ada mata, tak ada hidung dan bibir. Yang kulihat hanya wajah datar pucat pasi.Â
"Se ... set ... setaannnnnn," jeritku. Dan, akhirnya aku pun tak sadarkan diri.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!