Masih dikutip Tirto.id, Idries menegaskan, pendarahan bukan penyebab kematian Marsinah, melainkan tembakan senjata api.Â
"Melihat lubang kecil dengan kerusakan yang masif, apa kalau bukan luka tembak? Pelakunya siapa yang punya akses senjata," ungkap Indries.Â
"Kita kan enggak bebas memiliki senjata," imbuhnya.Â
Merujuk pada pendapat Idries tentu kita bisa menerka-nerka siapa dalang dan aktor pembunuhan Marsinah. Meski begitu tetap saja hingga hari ini kasusnya samar.Â
Jadi RenunganÂ
Itulah sekelumit kisah heroik Marsinah dalam memperjuangkan nasib buruh. Dia begitu berani dan siap tampil ke depan meski akhirnya harus dibayar dengan nyawa.Â
Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin menekankan pada mereka yang merasa dirinya sebagai pembela kaum buruh, jadikanlah kisah heroik Marsinah ini sebagai senjata perjuangan dalam membela hak-hak kaum buruh. Bukan sebaliknya, keluh-kesah kaum buruh ini hanya dijadikan alat politik atau nilai tawar demi kepentingannya pribadi.Â
Jelas kita tidak ingin melihat para pihak yang mengaku pembela kaum buruh justru bisa ongkang-ongkang kaki menikmati fasilitas kekuasaan dan materi. Sementara nasib para buruh tetap saja ada paningkatan.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI