Siapa sangka, Supersemar itu akhirnya menjadi awal runtuhnya rezim Sukarno yang sebelumnya ditasbihkan sebagai Presiden RI seumur hidup. Tak sedikit catatan sejarah yang mengatakan surat perintah dimaksud dimanfaatkan Soeharto untuk merebut kekuasaan hingga akhirnya menjadi penguasa Orba hingga hampir 32 tahun lamanya.Â
Supersemar Penuh Teka-TekiÂ
Seperti kita pahami dalam catatan sejarah versi Orba, Supersemar merupakan ikhwal peralihan kepemimpinan nasional. Surat perintah ini adalah surat sakti penentu lahir dan absahnya pemerintahan di bawah Soeharto sekaligus jalan menuju penyingkiran takhta Presiden Sukarno selaku penguasa Orla.Â
Sama halnya dengan otentifikasi film Pengkhianatan G30S/PKI yang banyak diperdebatkan pasca Soeharto lengser pada tahun 1998 silam. Supersemar juga bernasib sama.Â
Banyak pihak mulai mempertanyakan keabsahannya. Mereka yang penasaran menilai, Supersemar yang beredar di internet dicurigai palsu.Â
Pengungkapan terus dilakukan dan ramai menjadi diskursus publik. Namun, hal itu selalu menemui jalan buntu, karena kabarnya "surat sakti" tersebut hilang secara misterius.Â
Telah dijelaskan di atas, Supersemar adalah surat perintah agar Soeharto bisa memulihkan kondusifitas negara yang tengah kacau, dengan cara mengambil langkah-langkah dan tindakan yang hanya dianggap perlu.Â
Faktanya, banyak pihak terutama para sejarawan menilai, Soeharto menjalankan kepercayaan itu melebihi wewenang presiden sebagai yang memberi perintah. Misal, PKI langsung dibubarkan dan dibabat habis hingga ke akar-akarnya. Padahal, Presiden Soekarno masih "belum" menyetujui partai berideologi komunis tersebut di bubarkan.Â
Isu yang berkembang, konon Supersemar yang ada di tangan Soeharto dan juga tercatant dalam buku sejarah adalah versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat. Adapun naskah asli yang diterbitkan Presiden Sukarno di Istana Bogor masih terus ditelusuri.Â
Sebelumnya, masih dalam kesempatan yang sama Presiden Sukarno juga mengatakan bahwa Supersemar dengan sejurus waktu bertampik sorak sarai karena dikiranya sebagai surat penyerahan pemerintahan. Padahal, seperti telah penulis urai di atas, Supersemar tak lebih dari surat perintah pengamanan semata.