Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

G30S dan Supersemar Ihwal Lengser Sukarno dan "Jalan Tol" Soeharto Menuju Puncak Kuasa

30 September 2020   19:54 Diperbarui: 1 Oktober 2020   01:56 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka, Supersemar itu akhirnya menjadi awal runtuhnya rezim Sukarno yang sebelumnya ditasbihkan sebagai Presiden RI seumur hidup. Tak sedikit catatan sejarah yang mengatakan surat perintah dimaksud dimanfaatkan Soeharto untuk merebut kekuasaan hingga akhirnya menjadi penguasa Orba hingga hampir 32 tahun lamanya. 

Supersemar Penuh Teka-Teki 

Seperti kita pahami dalam catatan sejarah versi Orba, Supersemar merupakan ikhwal peralihan kepemimpinan nasional. Surat perintah ini adalah surat sakti penentu lahir dan absahnya pemerintahan di bawah Soeharto sekaligus jalan menuju penyingkiran takhta Presiden Sukarno selaku penguasa Orla. 

Sama halnya dengan otentifikasi film Pengkhianatan G30S/PKI yang banyak diperdebatkan pasca Soeharto lengser pada tahun 1998 silam. Supersemar juga bernasib sama. 

Banyak pihak mulai mempertanyakan keabsahannya. Mereka yang penasaran menilai, Supersemar yang beredar di internet dicurigai palsu. 

Pengungkapan terus dilakukan dan ramai menjadi diskursus publik. Namun, hal itu selalu menemui jalan buntu, karena kabarnya "surat sakti" tersebut hilang secara misterius. 

Telah dijelaskan di atas, Supersemar adalah surat perintah agar Soeharto bisa memulihkan kondusifitas negara yang tengah kacau, dengan cara mengambil langkah-langkah dan tindakan yang hanya dianggap perlu. 

Faktanya, banyak pihak terutama para sejarawan menilai, Soeharto menjalankan kepercayaan itu melebihi wewenang presiden sebagai yang memberi perintah. Misal, PKI langsung dibubarkan dan dibabat habis hingga ke akar-akarnya. Padahal, Presiden Soekarno masih "belum" menyetujui partai berideologi komunis tersebut di bubarkan. 

Isu yang berkembang, konon Supersemar yang ada di tangan Soeharto dan juga tercatant dalam buku sejarah adalah versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat. Adapun naskah asli yang diterbitkan Presiden Sukarno di Istana Bogor masih terus ditelusuri. 

Schreenshot chanel Jaya Nusantara
Schreenshot chanel Jaya Nusantara
Namun begitu, merujuk pada pidato Presiden Sukarno dari arsip nasional yang ditayangkan oleh chanel Youtube Jaya Nusantara, boleh jadi Supersemar yang ada di tangan Soeharto bukanlah yang asli. Sebab, dalam pidato tersebut Putra Sang Fajar jelas-jelas mengatakan bahwa Supersemar tak lebih dari surat perintah pengamanan. Yaitu, perintah pengamanan jalannya pemerintahan, perintah pengamanan keselamatan pribadi serta wibawa presiden, dan perintah pengamanan ajaran presiden.

Sebelumnya, masih dalam kesempatan yang sama Presiden Sukarno juga mengatakan bahwa Supersemar dengan sejurus waktu bertampik sorak sarai karena dikiranya sebagai surat penyerahan pemerintahan. Padahal, seperti telah penulis urai di atas, Supersemar tak lebih dari surat perintah pengamanan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun