Mamih langsung beraksi, "Yuk ganteng, dipilih ... dipilih."Â
Kecuali Amran. Mataku dan Yono langsung jelalatan memilih gadis yang cocok. Setelah dapat, gadis yang tak terpilih bergegas keluar lagi, kecuali Mamih.Â
Biasa. Dia akan "merayu" kami memesan paket minuman yang tersedia. makin banyak paket yang dipesan, kian girang hati Mamih.Â
Setelah kami pesan, Mamih pun keluar. Dan, tak lama kemudian masuklah si pengirim pesanan kami itu.Â
Dari sini para gadis pemandu karoke beraksi. Mereka mulai membuka tutup botol minuman dan menuangkannya ke dalam gelas yang tersedia di atas meja. Setelah siap, kami semua bersulang.Â
Setelah masing-masing meneguk satu gelas minuman, lampu pijar warna putih terang tiba-tiba padam. Penerangan room karaoke berganti cahaya temaram lampu warna-warni.Â
Lalu, sebuah lagu lawas yang dinyanyikan duet Broery Pesolima dan Dewi Yul pun terdengar. Tampak Amran dan Dea langsung menyamber mic yang tergeletak di atas meja, Â isyarat keduanya siap bernyanyi.Â
Sementara Amran dan Dea bernyanyi, aku, Yono dan kedua gadis karoke asyik bercengkrama sambil terus menikmati minuman yang tersedia. Rasa suntuk yang tadi kurasakan mendadak hilang. Berganti enjoy dan bahagia.Â
Tak terasa, Amran dan Dea rampung menyanyikan satu lagu. Giliran Yono dan pasangannya yang berduet. Aku sengaja mendapat giliran terakhir.Â
***
Malam itu kami benar-benar happy, hingga tak terasa jam di tanganku telah menunjukan pukul 01 WIB.