Seperti banyak diberitakan oleh media massa, PAN Reformasi kabarnya akan diresmikan pada bulan Desember 2020 mendatang.Â
Namun, rupanya rencana peresmian partai baru Amien Rais ini ditanggapi kurang mengenakan oleh beberapa pihak. bahkan termasuk oleh anak sendiri sekaligus menantu Zulhas, yakni Mumtaz Rais.Â
Bukannya turut mendukung, Mumtaz malah meyakini bahwa Partai PAN Reformasi yang diwacanakan oleh ayahnya dimaksud tidak akan pernah terbentuk.Â
Menantu dari Ketua Umum PAN ini malah terkesan meledek, bahwa PAN Reformasi tandingan yang akan dibentuk oleh Amien Rais itu tak lebih dari PAN halusinasi.Â
Mumtaz bahkan siap bernazar, kalau PAN Reformasi bisa berdiri, siap berenang dari Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.Â
"Kalau memang PAN Halusinasi (baca: PAN Reformasi) ini sampai beneran terbentuk dan diisi oleh seperempat saja dari anggota Dewan kita yang berjumlah sekitar 1500-an, maka saya sebagai Ketua POK DPP penjaga tangguh benteng PAN ini, akan berenang dari Pantai Kapuk (Jakarta) sampai Labuan Bajo, sebagai bentuk give away, persembahan dari saya," kata Mumtaz. Dikutip dari Suara.com.Â
Bukan hanya siap berenang, Mumtaz bahkan berani bertaruh, akan kembali berenang dari Labuan Bajo-Jakarta jika PAN Reformasi kemudian disahkan melalui surat keputusan Kementerian Hukum dan HAM.Â
Masih dikutip Suara.com, menurut Mumtaz, PAN Reformasi tidak akan dapat berdiri karena sebelum deklarasi, wacana pembentukan partai itupun sudah tertatih-tatih. Ditambah tidak adanya respon dari legislator maupun kepala daerah yang menaruh perhatian terhadap wacana Amien Rais.Â
"Mengapa? Karena PAN Reformasi ini alih-alih akan terbentuk dan dideklarasikan, malah yang ada nyungsep sebelum tumbuh. Lihatlah, tidak ada satupun anggota Dewan kita dan kepala daerah kita yang mengarah ke sana. Kenapa? Karena mereka semua sibuk bekerja, bukan seperti para pengangguran itu yang luntang-lantung berhalusinasi mau bikin partai," katanya.Â
Menyimak dari apa yang diutarakan Mumtaz memang semakin meyakinkan bahwa politik benar-benar tega. Penulis mungkin masih bisa terima jika yang dibicarakan Mumtaz tersebut adalah pihak lain yang tidak ada hubungan darah apapun.Â
Tapi, yang Mumtaz bicarakan tersebut adalah wacana atau rencana ayahnya sendiri. Kendati begitu, tanpa tedeng aling-aling Mumtaz seolah tak peduli dengan apa yang dia utarakan itu bisa menyakiti perasaan ayahnya atau tidak.Â