Pada kesempatan yang sama, Mega mengatakan, jika nama-nama yang tergabung dalam KAMI itu ingin mencalonkan diri menjadi orang nomor 1 di Indonesia, tentu harus didukung oleh partai politik.Â
Masih kata Mega, bisa saja melalui jalur independen, namun dipastikan tidak akan mempunyai kawan di parlemen.Â
"Banyak orang yang tidak berpartai mencoba masuk lewat independen. Tidak ada salahnya, hanya jangan lupa, independen kalau jadi dia tidak punya fraksi lho. Jadi bagaimana kalau akan bicarakan namanya pemerintahan di daerah, kan harus ada toh pemerintahan melalui bupati/wali kota/gubernur, kan harus bicara dengan DPRD I atau nasional," sebut Megawati.Â
"Itu juga gitu, gimana coba kalau gitu, mikir, kan PR (pekerjaan rumah)," sambungnya.Â
Lebih jauh, Megawati menyarankan agar KAMI membentuk partai politik saja.Â
"Saya itu mikir, lah daripada bikin KAMI seperti itu, kenapa ya nggak dulu bikin partai ya," ungkap Megawati.Â
Apa yang diutarakan Megawati memang sangat tepat. Jika memaksakan diri nyapres lewat jalur perseorangan tentu diperbolehkan. Hanya saja selama ini belum ada satu pasangan calonpun sejak Pilpres dipilih langsung, yang berani bertarung.Â
Pada Pilpres 2014 sempat muncul nama Fadjroel Rachman yang ingin mencalonkan diri dari jalur independen. Tapi, niat itu akhirnya hanya wacana. Fadjroel Rachman pun tenggelam dengan sendirinya.Â
Kembali pada Gatot. Jika memang dirinya serius ingin maju Pilpres 2024, selain harus mampu meyakinkan para tokoh-tokoh yang ada di KAMI, dia juga mesti bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya. Kemudian melobi partai politik agar mau mengusungnya pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.Â
Jika tidak? Penulis rasa, lebih baik Gatot Nurmantyo mengubur kembali dalam-dalam tentang keinginannya tersebut.
Salam