Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Nasib Ambyar Trah "Bungsu" Cendana

28 Juli 2020   19:26 Diperbarui: 29 Juli 2020   09:29 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MERUJUK pada ilmu maksanologi, di tanah air sempat ada dua nama keluarga yang cukup populer. Pertama adalah keluaraga cemara dan yang kedua, yaitu keluarga cendana.

Keluarga cemara adalah sebuah judul sinetron karya Arswendo Atmowiloto yang mulai tayang pada tahun 1996 silam, di salah satu televisi swasta nasional.

Dalam lakon sinetron dimaksud, keluarga cemara digambarkan sebagai keluarga kecil, sederhana dan bahagia. Bukan berarti keluarga ini tidak ada konflik. Namun, setiap konflik yang ada selalu bisa diselesaikan dengan bijak oleh abah,sang kepala keluarga.

Gambaran keluarga cemara yang bersahaja dan penuh kesederhanaan ini bertolak belakang dengan kehidupan keluarga satunya lagi. Yaitu, keluarga cendana.

Tentu saja, sebagaimana kita ketahui, keluarga cendana bukanlah keluarga cemara seperti yang ada di sinetron. Akan tetapi, sebuah keluarga yang hidup dalam dunia nyata. Mereka hidup dengan segala fasilitas wah dan bergelimang kemewahan. Keluarga ini begitu sangat populer dan sangat disegani di zaman orde baru (Orba).

Betapa tidak, sang kepala keluarga cendana adalah orang yang pernah berkuasa paling lama di tanah air. Dia adalah Presiden Soeharto.

Dengan segala kekuasaan, kekuatan dan superioritas Presiden Soeharto saat itu, keluarga cendana benar-benar hidup dengan bergelimang harta. Istilah bohongnya, tidurpun uang datang sendiri. Namun di lain pihak, hukum justeru takut mendekati.

Namun, saat Presiden Soeharto dilengserkan jabatannya oleh aksi massa besar-besaran pada bulan Mei 1998 silam. Perlahan namun pasti, nama keluarga cendana pun tenggelam.

Para putra Soeharto yang biasanya sangat sulit disentuh oleh hukum, mulai tak berkutik. Sebagai contoh, Hutomo Mandala Putra atau akrab dipanggil Tomy Soeharto, harus rela mendekam dalam bilik jeruji besi, akibat tuduhan kasus pembunuhan Hakim Agung Syarifudin Kartasasmita.

Tomy Soeharto divonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Meski, realitanya "Putra Mahkota" Cendana itu hanya mendekam 6 tahun penjara saja, karena sejumlah pemotongan masa tahanan.

Terlepas masa tahanan Tomy banyak masa potongan, hingga menyebabkan sedikit gaduh. Namun, setidaknya angin perubahan sudah tampak. Dari yang asalnya "kebal hukum", menjadi kembali layaknya warga negara biasa, selepas ayahnya tak berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun