Malah, Erick menyebut, titipan itu tidak hanya datang dari Adian, melainkan juga berasal dari LSM, partai politik, hingga para menteri.
Entah apa maksud sebenarnya Erick Tohir membuka borok mekanisme rekruitmen pihak-pihak untuk ditempatkan di perusahaan milik negara tersebut. Apakah ini keluhan atau sebatas curcol (curhat colongan)? Entahlah.
Namun, yang pasti dengan adanya pengakuan Erick Tohir dimaksud semakin menguatkan bahwa BUMN sebagai arena bancakan jabatan bagi pihak-pihak tertentu.
Dengan kata lain, jika marak atau mengandalkan mekanisme titip menitip, boleh jadi skill dan pemahaman tentang tugas dan fungsi jabatan yang diemban oleh orang-orang titipan itu menjadi prioritas nomor sekian.
Adian Serang Balik
Beda halnya dengan Erick yang lamban respon atau tidak bereaksi sama sekali atas segala tanya dan tuduhan Adian melalui dua surat terbukanya. Adian justeru bergerak cepat.
Politisi yang kerap keras dan tegas dalam setiap ada kesempatan acara debat atau talk show di program televisi tersebut langsung melancarkan serangan terhadap Erick dan kementriannya.
Adian langsung menuduh, bahwa pengisian jabatan direksi dan komisaris  di seluruh perusahaan pelat merah itu ditunjuk melalui jalur titipan. Dia menduga, jumlahnya mencapai kisaran 6000 hingga 7000-an lebih.
Masih dijelaskan Adian, seperti dikutip dari CNNIndonesia, selama ini perusahaan BUMN tak pernah membuka lowongan atau lelang jabatan untuk posisi direksi dan komisaris. Ia memastikan bahwa orang yang bisa duduk di jabatan tersebut pasti melalui jalur titipan dan dibawa oleh orang tertentu.
"Kalau tidak dititip, bagaimana orang bisa duduk di situ? kalau tidak dibawa, gimana bisa duduk di situ?" kata Adian, Kamis (23/7/2020).
Masih dikutip dari CNNIndonesia, Adian mengatakan saat ini asal-usul jelas yang menduduki kursi komisaris dan direksi perusahaan BUMN hanya sekitar 1.000 orang. Mereka memiliki latar belakang dari partai politik, kementerian/lembaga negara, relawan pendukung Jokowi hingga TNI/Polri.