Abaikan Wasiat Sukarno
Setelah berkuasa, Soeharto menjelma menjadi raja tega bagi keluarga Sukarno. Sang penguasa baru itu memerintahkan sang proklamator beserta keluarga angkat kaki dari Istana Merdeka dan Istana Bogor.
Pasca keluar dari Gedung Istana Merdeka dan Istana Merdeka, lambat laun kesehatan Sukarno terganggu dan menjadi lebih buruk. Hingga akhirnya seperti dikutip dari Historia, 11 Juni 1970, Soekarno dirawat ke RSPAD Gatot Subroto karena kondisinya sangat memburuk.
Lalu, tepat pada tanggal 21 Juni 1970, Soekarno pun wafat. Namun kematiannya tidak sampai menghentikan perilaku kasar rezim Orde Baru.
Soekarno pernah berwasiat ingin dikubur di bawah pohon rindang di Bogor. Namun Soeharto mengabaikannya. Wasiat Sukarno begitu tumpul bagi Soeharto. Dia sama sekali tak memberi izin dengan dalih bahwa pemakaman di Blitar dilakukan agar dekat dengan mendiang ibu Soekarno.
Namun, juga menjadi alasan logis bila penempatan makam pun dianggap pelik oleh Soeharto. Sebab, lokasi pemakaman yang jauh dari Jakarta tentu akan menghambat politisasi para pendukung Soekarno.
Seperti diketahui, Soeharto pun akhirnya berkuasa selama 32 tahun lamanya. Dia benar-benar mengendalikan penuh kekuasaannya dengan menggunakan kekuatan militer dan partai politik yang seolah telah menjadi "boneka" untuk tetap terus melanggengkan kekuasaannya.
Namun, sekuat-kuatnya Soeharto, pada akhirnya harus lengser juga, dengan cara kurang lebih sama seperti yang dialami Sukarno.
Soeharto dilengserkan secara paksa dari kekuasaannya setelah tidak mampu lagi membendung ratusan ribu demonstran mahasiswa, tepat pada tanggal 21 Mei 1998.
Salam