Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bagaimana Rahasia Susi Susanti Taklukan Dunia?

3 Juli 2020   11:28 Diperbarui: 3 Juli 2020   11:28 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIAPA yang tidak mengenal dengan salah satu Srikandi bulutangkis terbaik Indonesia yang saat ini namanya begitu melegenda. Dia adalah Lucia Fransisca Susi Susanti atau lebih akrab ditelinga kita dengan sapaan Susi Susanti.

Tak diragukan lagi, karir wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 11 Februari 1971 memang sangat luar biasa. Saking hebatnya susi dalam olahraga tepok bulu. Sudah lebih dari dua dekade ini, belum ada satupun atlit bukutangkis wanita tanah air yang mampu melebihi prestasinya.

Jangankan melampaui, sekadar mengimbanginya pun rasanya masih jauh panggang dari api.

Sebenarnya, Indonesia sempat tumbuh harapan. Ada sosok atlet yang digadang-gadang bakal mampu meneruskan prestasi mendunia Susi Susantai pasca dirinya gantung raket. Dia adalah Mia Audina

Sayang, belum sempat memberikan banyak hal-hal luar biasa bagi bangsa dan negara, Mia malah berganti kewarganegaraan. Saat ini, wanita kelahiran 9179 ini menjadi Warga Negara Belanda. Sejak itu, hampir tidak ada lagi tunggal putri Indonesia yang mampu berprestasi di kancah dunia internasional.

Kembali ke laptop

Menjelmanya Susi Susanti menjadi atlet bulutangkis tunggal putri yang paling ditakuti lawan-lawannya tentu bukan datang dari langit begitu saja. Ada proses luar biasa yang harus dilakoni oleh putra pasangan Risad Haditono dan Purwo Benowati tersebut.

Dalam sebuah film yang menceritakan perjalanan kisah Susi Susanti dari kecil hingga muncul sebagai pebulutangkis tingkat dunia dengan judul "Love All", dia memang sudah dipersiapkan jadi sang juara sejak masih kecil.

Susi Susanti memang terlahir dari keluarga yang sangat mencintai bulutangkis. Sangat beralasan jika kedua orang tuanya sangat mendukung dan bahkan mengarahkan Susi untuk berlatih dengan serius. Dan pada usia sekitar 7 tahun, Susi sudah mulai bergabung dengan salah satu klub di kota kelahirannya untuk lebih mengasah kemampuannya.

Dari situlah bakat luar biasanya makin terasah. Susi Susanti kerap kali berhasil menjuarai kejuaaraan tingkat junior di daerahnya, Tasikmalaya.

Kerap menjadi juara dan merasa harus lebih mengembangkan serta mengasah bakat luar biasanya, pengagum maestro bulutangkis tanah air, Rudy Hartono ini pindah ke Jakarta dan bergabung dengan salah satu klub terkemuka ibu kota, Jaya Raya. Kala itu, Susi Susanti masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

Cita-citanya menjadi atlet butangkis kelas dunia memang tak diragukan. Susi terus berlatih dengan sangat keras. Bahkan saking keras dan padatnya jadwal latihan membuat dirinya hampir tak punya waktu untuk menikmati masa remajanya.

Memang tidak ada pilihan lain, ia harus disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. Dia akhirnya menyadari bahwa untuk mencapai prestasi memang perlu perjuangan dan pengorbanan.

Bahkan, untuk menjadi seorang juara, latihan Susi Susanti boleh disebut lain dari kebanyakan atlet-atlet bulutangkis lainnya. Dia mengaku, untuk bisa jadi juara dan menambah kepercayaan diri saat bertanding, selalu dikeroyok tiga orang saat latihan.

"Saya biasa latihan satu lawan tiga, dan lawan saya itu cowok. Yah, mungkin saya tidak menang, tapi setidaknya saya dapat mengimbangi. Jadi, ketika bertanding melawan cewek lagi, ya otomatis kepercayaan diri saya tinggi. Lawan tiga saja bisa kok," ujar Susi. Dikutip dari CNNIndonesia.

"Kalau persiapannya biasa-biasa saja, mana bisa saya mencapai prestasi tertinggi" ujar Susi.

Berkat pengalaman latihan yang sedemikian rupa. Susi selalu berpikir positif, lebih berani, dan lebih siap dalam menghadapi lawan.

"Saya harus menerima setiap target, setiap beban, kalau saya mau jadi juara," pungkasnya.

Benar saja, karier Susi Susanti di cabang bulu tangkis memang sangat luar biasa. Dia selalu menunjukkan ketenangannya dalam bermain saat berhadapan dengan lawan-lawannya.

Susi juga tidak pernah menyerah dalam menghadapi lawan meski saat bermain terkadang ia harus tertinggal poin yang sangat jauh dari lawan. Jamak, jika akhirnya Susi Susanti mampu "menaklukan dunia" dengan ayunan raketnya.

Juara Olimpiade 1992

Banyak gelar atau prestasi yang sangat membanggakan selama karier Susi Susanti sewaktu masih aktip bermain.

Namun, tentu saja prestasi yang sangat membanggakan dirinya dan Bangsa Indonesia adalah saat dirinya mampu menyumbangkan medali emas pertama dalam sejarah keikutsertaan Indonesia dalam kejuaraan multi even Olimpiade.

Ya, kala itu olimpiade edisi 1992 yang di selenggarakan di Barcelona, Spanyol. Sebagai tumpuan harapan tunggal putri bulutangkis Indonesia, Susi sukses menunaikan tugasnya dengan sangat baik.

Dia mampu meraih emas tunggal putri perorangan bulutangkis, setelah di partai final mengalahkan musuh bebuyutannya, Bang Soo-hyun dari Korea Selatan.

Prestasi membanggakan tersebut menjadi kenangan manis Susi Susanti dan juga Bangsa Indonesia. Terlebih sejak saat itu belum ada lagi atlet bulutangkis tunggal putri Indonesia yang mampu prestasi serupa.

Kenangan manis ini semakin lengkap, setelah Alan Budi Kusuma yang kala itu masih berstatus kekasih, juga sukses meraih medali emas di sektor tunggal putra. Di partai final, Alan mampu menaklukan perlawanan sesama atlet Cipayung, Ardy B Wiranata.

Tak berlebihan, pada akhirnya kesuksesan dua sejoli di pesta empat tahunan Olimpiade Spanyol 1992 dijuluki oleh media-media asing dan nasional sebagai "pengantin olimpiade".

Benar saja, kesuksesan tersebut mengantarkan dua sejoli ini ke pelamainan. Dan, terus membangun bahtera rumah tangganya hingga sekarang.

Prestasi Tunggal Putri Susi

Menyabet emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 adalah bagian kecil dari seabreg prestasi yang pernah ditoreh Susi Susanti selama karirnya.

Berikut adalah deretan prestasi Susi Susanti di sektor perorangan tunggal putri. Dikutip dari Merdeka.com :

Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992

Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996

Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994

Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995

Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989

Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997

Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996

Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997

Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997

Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995

Juara Korea Open 1995

Juara Dutch Open 1993, 1994

Juara German Open 1992, 1993 1994

Juara Denmark Open 1991 dan 1992

Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994

Juara Swedish Open 1991 1992

Juara Vietnam Open 1997

Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996

Juara PON 1993

Juara World Championship Junior 5 kali 1985 (ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)

1987(ws,wd)

Juara Australia Open 1990

Demikianlah sekekumit kisah perjalanan sukses salah seorang legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti. Prestasi dan kegemilangannya sewaktu aktip bermain mudah-mudahan bisa dijadikan kisah inspiratip bagi para yunior-yuniornya untuk mampu mendulang prestasi yang sama.

Jujur, sebagai pecinta bulutangkis, saya sudah sangat rindu dengan prestasi luar biasa tunggal putri Indonesia yang sudah terlalu lama puasa gelar.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun