Akibatnya, kekuasaan yang hanya berdasarkan kebrutalan dan kelicikan dengan sendirinya rapuh adanya. Kekuasaan yang digenggam Ken Arok adalah hasil dari kebrutalan dan kelicikan.
Betapa tidak, Ken Arok tega membunuh Mpu Gandring, seseorang yang telah disuruh untuk membuat keris, kemudian mempedaya Kebo Ijo sahabatnya sendiri dan akhirnya membunuh Tunggul Ametung.
Semua itu Ken Arok lakukan hanya dengan satu tujuan butanya, yaitu menjadi manusia paling berkuasa.
Belajar dari Kisah Ken Arok
Bagi siapapun terutama bagi mereka yang haus akan kekuasaan, tentu saja kisah Ken Arok tersebut bisa dijadikan gambaran atau pelajaran bahwa kesuksesan yang diraih dengan jalan atau cara-cara yang curang tidak akan bertahan lama dan hancur dengan sendirinya.
Ibarat kata, apa yang terjadi pada Ken Arok ini adalah sejalan dengan pribahasa yang mengatakan, "siapa yang menabur angin, maka dia yang akan menuai badainya".
Sudah menjadi kodrat manusia jika selalu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, termasuk menjadi seorang penguasa.Â
Namun, sejatinya raihlah keinginan tersebut dengan cara-cara yang benar, kerja keras, pengorbanan dan dibarengi niat mulia demi kebaikan semua pihak.
Tentu petuah ini berlaku bagi kita semua, terutama bagi mereka yang memiliki syahwat politik menuju Pilpres 2024 mendatang.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H