Masih dikutip dari Bombastis.com, untuk melancarkan rencananya, Ia memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo, teman sesama pengawal.Â
Kebo Ijo yang begitu bangga dengan keris tersebut selalu membawa keris itu kemanapun ia pergi, sehingga setiap orang tahu bahwa keris tersebut adalah milik Kebo Ijo.
Ketika Kebo Ijo sedang mabuk, Ken Arok kemudian mencuri keris tersebut dan membunuh Tunggul Ametung yang sedang tertidur pulas. Â
Dengan begitu tuduhan pun mengarah pada Kebo Ijo dan akhirnya dihukum mati. Dan, Ken Arok kemudian mengangkat diri sebagai penguasa Tumapel dan menikahi Ken Dedes, meski saat itu ia mengandung anak dari Tunggul Ametung.
Setelah jadi raja, Ken Arok terus memperluas wilayah dan membangkang terhadap kekuasaan Kediri yang diperintah Kertajaya.
Dengan dukungan dari para Brahmana, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kediri.Â
Maka selanjutnya terjadilah peperangan antara Kediri dan Tumapel yang berakhir dengan kalahnya Kertajaya. Kemudian kerajaan Tumapel diganti namanya menjadi Kerajaan Singasari yang hanya bertahan sebentar yaitu dari tahun 1222 hingga 1292.
Nah, dari kisah tersebut di atas, Ken Arok memang akhirnya berhasil mewujudkan cita-citanya sebagai raja atau penguasa.Â
Namun, kekuasaannya tersebut tidak berlangsung lama. Sesuai dengan kutukan Mpu Gandring, Ken Arok pun akhirnya mati terbunuh oleh putera Tunggul Ametung, yakni Anusapati.
Anti Moralitas
Apa yang dilakukan Ken Arok yang menghalalkan segala cara demi meraih impiannya jelas merupakan tindakan yang sangat salah. Tidakan tersebut adalah sebuah prilaku yang anti-moralitas. Dimana Kekuasaan telah membutakan mata dan mata hati Ken Arok.