Mohon tunggu...
samidi khalim
samidi khalim Mohon Tunggu... -

Profesi : Peneliti bidang Khazanah Keagamaan Balai Litbang Agama Semarang. Spesialis : Islam dan Budaya Jawa, Filologi Penddk : S1, S2, dan S3 diselesaikan di UIN WALISONGO SEMARANG Home : Semarang Hoby : Reading $ Writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tasawuf Sebagai Terapi

14 Juli 2010   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53 5460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prinsip yang ketiga diartikan sebagai proses dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah menuju sifat-sifat ke malaikatan yang bersih dan suci. Oleh karena itu setiap orang yang terlibat dalam tradisi ini harus berupaya mengontrol hatinya agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada seseorang. Prinsip ke empat adalah bahwa setiap sufi harus selalu menghadirkan hatinya kepada Allah dalam segala keadaan. Setiap orang yang terlibat dalam tradisi ini harus selalu dapat menjaga hatinya. (Omar Alishash 2002 : 145)

Prinsip kelima adalah pengingatan kepada allah. Dalam melakukan proses terapi sebaliknya selalu berusaha mengulangi zikir kepada Allah, sehingga tidak ada peluang sedikit pun dalam hatinya yang ditujukan kepada selain Allah agar prosesnya lancar dan mendapat ridho dari Allah. (Omar Alishah 2004 : 125)

Prinsip keenam mempunyai makna menjaga pemikiran sendiri dengan mengulangi zikir. Setiap orang yang terlibat dalam tradisi ini harus setiap saat setiap waktu dimanapun berada jangan sampai mengosongkan fikiranya karena itu tidak baik. Dan berusahalah dengan mengulang-ngulang zikir kepada Allah.

Prinsip ke tujuh memperhatikan pemikiran sendiri. Dalam tradisi ini kita selalu memelihara hati kita dari kemasukan segala sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya sekalipun hanya sejenak prinsip ke delapan adalah pemusatan perhatian sepenuhnya pada aspek musyahadah (yakni menyaksikan keindahan, kebesaran dan kemuliaan Allah SWT). (Omar Alishah, 2002 : 150).

Prinsip-prinsip dasar dari pendekatan terapi Omar yang ditawarkan dalam asosiasi ini secara umum diadopsi dari prinsip-prinsip dasar Naqsabandiyah hal ini dinyatakan oleh Alishah sendiri :

Terapi harus memperhatikan ketentuan-ketentuan Naqsabandiyah. Setiap orang dalam tradisi ini tentunya harus sudah, mengetahui, mengkaji dan sadar akan ketentuan-ketentuan itu. (Omar Alishah 2004: 130).

Maka dari itu, ada sebuah ketentuan dari Tarekat Naqsabandi yang sangat kuat peranannya terutama dalam memanifestasikan tradisi ke dalam segenap lingkup kehidupan, khususnya dalam hal ini adalah terapi. Ketentuan ini berbunyi "kenali dirimu". Mengenal dalam arti mengenal setiap sinyal-sinyal yang ada, baik yang dibutuhkan ataupun tidak. Tradisi ini mengenal apa yang disebut dibutuhkan ataupun tidak. Tradisi ini mengenal apa yang disebut kegunaan energi dari dalam diri sendiri.

Kemudian Agha Omar Alishah An-Naqsabandi ibn Hashemi yaitu syekh besar tarekat Naqsabandiyah mengadakan kongres-kongres dengan berbagai pakar-pakar ilmu di seluruh penjuru dunia membentuk sebuah organisasi dengan nama Asosiasi Terapi Holistik Tradisional. Yaitu sebuah organisasi penyembuhan gangguan kejiwaan maupun fisik yang menggunakan berbagai pendekatan maupun berbagai teknik dengan didasari pada konsep-konsep tradisi Tasawuf yang telah ada berabad-abad yang lalu. Agha memberi nama untuk jenis terapi yang di kembangkan dengan sebutan terapi Granada. Jika psikologi menggunakan lambang Trisula. Maka terapi ini menggunakan simbol Delima. Adapun makna simbolis dari Granada yang terpenting adalah substansi dari apa yang sebenar-benarnya. Gagasan yang terpenting dalam asosiasi ini adalah bagaimana orang-orang agar terfokus pada pencarian elemen-elemen yang menjadi bagian dari proses penyembuhan pasien, apapun tehnik yang digunakan. Terapi beliau berfokus kepada agama (www.tractus books.com)

2. Tahapan Terapi

Tujuan dari model terapi Granada ini adalah membantu teknik dan pengetahuan terapi yang sudah ada tanpa berusaha menggantikan sama sekali teknologi medis modern baik rupa maupun bentuk. Konsep ini menambah pada teknologi medis modern dimensi hubungan dan energi yang menghidupkan kekuatan individu untuk menyembuhkan dirinya (Omar Alishah 2002 : 16)

Tahap-tahap proses terapi yang dilakukan oleh Omar Alishah yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun