Pernyataan dari Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, KH Â Ahmad Mustofa Bisri pun kembali ramai.
Pasalnya hal tersebut sangat berkaitan sekali dengan kondisi saat ini. Gus Mus panggilan akrabnya tiba-tiba muncuk kembali menjadi diskusi diberbagai media masa atas pernyataanya.
Dipertanyakan oleh Gus Mus sejak 2015 lalu seakan kini terbukti benar yakni tentang status keberadaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tidak jelas menurut Gus Mus, tentang MUI ini yang selalu melebelkan diri dengan mengatasnamakan ulama.
"..MUI itu sebenarnya makhluk apa..? Enggak pernah dijelaskan, Ujuk-ujuk (tiba-tiba) dijadikan lembaga fatwa, aneh sekali.." ujar Gus Mus.
Tatkala saat itu sedang mengisu pengajian didalam rangka ulang tahun unit kegiatan mahasiswa kampus III Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 30 Maret 2015.
Didaulat oleh ratusan hadirin dari kalangan Mahasiswa/siswi KH. Ahmad Musthofa Bisri tersebut juga sempat ditanyakan status MUI kepada yang hadir.
"..Itu MUI makhluk apa..? Instansi pemerintah..? Ormas..? Orsospol..? Lembaga pemerintahankah..? Tidak jelas, kan..? Tapi ada anggaran APBN. Ini jadi bingungi.."(membingungkan) ujarnya.
Gus Mus yang juga punya keponaka Menteri Agama Gus Yaqut, juga menjelaskan bahwa suatu nama ulama bisa disalahgunakan karena jabatannya.
Di MUI, lanjutnya, asal bisa jadi pengurus MUI maka akan disebut sebagai ulama, meski hanya menjadi sekretaris maupun juru tulis. "..Ya, juru tulis itu akan disebut ulama, mosok pengurus majelis ulama tidak ulama.." timpal Gus Mus, yang disambut gelak tawa oleh hadirin.
Gus Mus juga menyinggung soal gelar ustad karena merasa khawatir jika sebuah sebutan ustad untuk orang yang sebenarnya tidak pantas.
Kemudian Beliau memberi contoh ada orang yang cuma tahu satu dua ayat lalu sudah dipanggil ustadz.