Mengolah rasa agar menjadi sebuah karya tidaklah semudah membalikan telapak tangan butuh waktu panjang dan semua harus diperjuangkan bermula dari pendidikan, lingkungan dan dari diri sendiri sekalipun penuh hambatan, penuh aral dan penuh rintangan menghadang harus dilalui agar meraih karya nyata dan kesuksesan gemilang dalam menulis buku.
Adalah Sri Patmi asal Tanggerang Jawa Barat, perempuan sedari kecil Sekolah Dasar Negeri (SDN) Serpong ini, sudah meraih predikat sebagai siswa terbaik tahun 1998, kini di usianya yang muda belia Sri Patmi sudah terbiasa dengan karya-karyanya yang banyak berguna.
Ketika Saya hubungi karena ingin memesan karyanya dengan menyanyakan bukunya, Saya kepoin juga sudah berapa tulisan yang dibukukan, Sri Patmi menjawab lebih dari 200 buku.Â
Waow.. sungguh prestasi yang patut diberi apresiasi, luar biasa bukan? Sri Patmi teman kompasianer kita semua, tidak banyak orang yang tau. Tentu saja, Saya ikut bangga padanya karena dedikasinya yang tinggi mencerdaskan anak Bangsa melalui karyanya.
Perempuan kelahiran 1992 jebolan dari Universitas Muhammadiyah Tanggerang (UMT) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini, juga prestasinya sudah tidak dapat ragukan lagi didunia pendidikan dan kepenulisan khususnya.Â
Bahkan melalui puisi-puisinya dalam video instagram mampu mewakili hati para pujangga yang sedang dilanda rasa. Satu kata mengandung banyak makna.Â
Ketika mengalami gejolak hidupnya. Sri Patmi biasa tuangkan semua kedalam tulisan yang berubah menjadi sebuah karya. Bahkan video musikalisasinya pun mampu membuat baper namun sarat akan dengan nilai-nilai ilmu yang produktif sebagai mana dalam bukunya.
Selain itu ditahun 2013-2017 Sri Patmi meraih beasiswa Pendidikan Perkuliahan Starta-1. Pada tahun 2014 menjadi juara harapan Satu Lomba Essai Nasional yang diselenggarakan oleh Fikom Untar Event Fikom Expo disesi Jurnalistik.
Sri Patmi menulis buku sejak masih kuliah yakni tahun 2013 hingga sekarang, sudah banyak meraih penghargaan yang disandangnya dari berbagai event lomba menulis diberbagai media online.
Sebelumnya Sri Patmi telah merampungkan buku berjudul Buah Hati Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 2000 dan masih banyak karya-karya inovatif dari Sri.
Buku Sri Patmi yang penuh Inspirasi bukan saja menambah pengetahuan pun bisa menambah wawasan tentang gagasan inovatif dimasa pandemi agar bagaimana caranya produktif. Buku tersebut selain berisi tentang tulisan-tulisan inspirasi, motivasi tentunya sangat mengedukasi bagi pembacanya. Sebuah maha karya dari Sri Patmi dan para penulis senior lainnya.
Mengolah rasa agar menjadi sebuah karya nyata bisa belajar dari berbagai media baik dari berita, buku, artikel, atau apa saja yang sekiranya bermanfaat sehingga hal ini menimbulkan gagasan-gagasan inovatif untuk masa depan.
Ketika Saya bertanya pada Sri Patmi tentang bukunya termasuk soal apa yang membuat gagasan-gagasan tersebut bisa menjadi terlaksana. Menurutnya semua terjadi begitu saja real tanpa rekayasa bersumber dari diri dengan fakta yang ada.Â
Inilah tentang arti pentingnya sebuah pendidikan yang menurut Sri Patmi ketika Ilmu sudah tertanam didalam jiwa maka akan mudah untuk memanggilnya kembali/recall dalam ingatan.
Inilah yang termasuk bagian dari tema mengolah rasa. Gagasan inovatifnya mampu menembus asa dan masa depan demi dan untuk Indonesia Maju tentunya.
Sebagaimana dalam cuplikan isi buku karya Sri Patmi yang menginspirasi dan mengedukasi. Saya banyak membaca dan lebih spesifik menilai Sri Patmi dalam bukunya yang mendobrak para kalangan Generasi Muda Milenial Jaman Now dimana pendidikan tidak hanya sebatas formal belaka. Top marekotop pokoke Sri.
Menurut Sri Patmi, Inovasi di luar inovasi memang merupakan suatu kehormatan mulia dari Manusia yang penuh dengan Ilmu pengetahuan dari pendidikannya agar tidak terjadi kemerosotan moral.
Harapanny agar mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi Generasi Muda, lebih dari itu agar mampu mengimbangi derasnya arus informasi dijaman tekhnologi ini. Maka Generasi Muda di tuntut untuk lebih Inovatif dalam bidang pendidikannya.
Bejana kotor perlu adanya pembersihan dan toksik untuk membuang racun-racun itu melalui celah-celah celoteh yang didengar oleh semesta.
Berbasis program aplikasi melalui gawai yang serba canggih, manusia mampu menciptakan sebuah sistem untuk menata tatanan baru yang lebih sistematis.
Dengan kata lain, mereka yang merasakan manfaat yang menyentuh aspek lebih dalam manusia seperti halnya psikologis dan pendidikan manusia" (sri patmi dalam bukunya hal. 6 dari 256)
Nah, bagaimana teman kompasianer lain, apakah Anda juga tertarik sama bukunya? Sila hubungi dia via instagram. Ayo baca buku, banyak baca, banyak ilmu, makin tahu dan makin maju.
Terima Kasih telah membaca, semoga bermanfaat dan Salam..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H