Hal tersebut dialami oleh para petani dikampung Saya Brebes Jawa Tengah. Mengeluh disamping obatnya mahal, terkena hama, dan juga buahnya selalu busuk sebelum dipanen. Akibatnya cabaipun mengalami lonjakan tinggi.
Tidak semua para petani penanam cabai rawit mengalami kesejahteraan dan keskuksesan. Berbeda dengan tahun lalu. Sebab para petani tidak langsung dapat menjualnya ke pasar. Hal ini terjadi karena jauhnya lokasi pasar dan juga masih sedikitnya kendaraan beroperasi akibat wabah pandemi Covid-19.
Cabai rawit yang bagus kwalitasnya harganya juga akan bagus begitu pula sebaliknya. Jadi dilihat dari kwalitas cabai pun dapat mempengaruhi harga. Hingga kini para petani cabai banyak mengalami kerugian akibat gagal panen karena cabai tersebut sudah busuk sebelum dipanen.
Harapan Saya semoga kondisi demikian kembali normal dengan sediakala sehingga para petani bangkit untuk kembali menanam cabai demi mensejahterakan keluarganya. Salam..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H