Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Riyanto sebagai Banser NU dan Pahlawan Kemanusiaan

25 Desember 2020   18:58 Diperbarui: 25 Desember 2020   19:05 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah ciri khasnya seorang Banser NU cepat, gesit, tangkas, berani dan tangguh. Riyanto tanpa ragu-ragu lagi, ia kemudian setelah tiba dilokasi langsung membuka bungkusan tersebut.

Dan alangkah terkejutnya Riyanto ketika dirinya mengetahui bahwa kabel tersebut terhubung dengan sumber percikan api.

Riyanto tahu bahwa itu adalah bom. Jika pun niat ingin kabur ke Arab saat itu Riyanto bisa melakukanya untuk kabur demi keselamatan jiwanya. Kok jadi ke arab? Hehe.. biar gak slow gak tegang karena ini kisah nyata.

Tiba-tiba terdengar suara dengan kerasnya. "Tiarapppppp" itulah aba-aba dari Riyanto yang menyuru rekan Banser Lainnya untuk tiarap.

Dengan membawa bom yang dipeluknya, Riyanto sekuat tenaga dan secepat mungkin berlari menjauh dari Gereja tersebut yang didalamnya penuh dengan ratusan Jemaat yang sedang beribadah pada malam natal 2000

"Duarrrrrrrrrrrrr" tiba-tiba terdengar suara ledakan keras. Bom yang dibawa lari sambil didekap ternyata meledak duluan. Tak ayal tubuh Riyanto pun terpental hingga ratusan meter dari Gereja.

Suara kuat dari ledakan bom tersebut hingga mampu merobohkan tiang beton. Seluruh tubuh Riyanto berceceran dilokasi. Tangan, jari, kaki, muka dan semua tubuhnya hancur lebur seketika.

Riyanto yang baru berumur 25 tahun itu pun meninggal seketika dengan membawa misi telah menyelamatan ratusan banyak nyawa kala malam itu.

Seorang yang gagah perkasa dari Banser NU diusia muda namun berprestasi luar biasa. Keberanian yang sempurna yang patut diapreasikan dan diacungi jempol.

Itulah makna toleransi dalam beragama sampai nyawa pun menjadi taruhannya meskipun bukan saudara seiman atapun seagama. Riyanto melakukan hal tersebut demi misi kemanusiaan sebagai umat beragama mengamankan umat kristiani sebagai saudara kemanusian.

Atas keberanian Riyanto maka Gus Dur berkata: "Riyanto telah menunjukan diri sebagai umat beragama yang kaya akan nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai dengan pengorbananya" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun