Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terpilihnya Biden-Harris sebagai Presiden Amerika ke-46

9 November 2020   19:19 Diperbarui: 9 November 2020   19:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi memberi ucapan kepada Joe Biden dan Berharap dapat memperkuat hubungan Amerika-Indonesia /twitter.com/jokowi diolah: samhudibae

Memikatnya tampilan Kamala Harris yang mampu dan paham proporsi. Dengan gestur serta suara rileks yang sengaja dibuat lambat mengungkap dari pada pernyataan-pernyataan inspiratif.

Tidak hanya tergelincir menjadi slogan dan puisi yang indah serta dapat dihayati oleh semua pendengarnya.

Kamala Harris berterima kasih kepada para pemilihnya karena telah memilih Joe. Harris tak berkata mereka memilih joe biden dan dirinya atau biden-harris.

Kamala tahu bahwa posisinya dipanggung tersebut hanyalah sekadar pinjaman milik sepenuhnya Joe Biden.

Oleh kebesaran hati seniornya itulah ia dapat tampil dipanggung terpenting dalam pidato. Harris pun berulang kali memuji kepada sang presiden terpilih.

Harris seakan menjelaskan pernyataan joe biden yang punya tekad mengakhiri "the grim era of demonization". Suatu masa pencercaan yang banyak diobral oleh pendahulunya.

"...kita ingin memajukan kesetaraan, harapan, sains dan kedilan untuk semua.." ujarnya.

Bahkan ia memuji bangsa kulit hitam, exit polls menyebut 91 % mereka memilih pasangan joe biden dan kamala harris.

Bangsa kulit hiyam diremehkan katanya. Akan tetapi sesungguhnya sesungguhnya mereka merupakan tulang punggung bagi demokrasi Amerika Serikat.

Ia mengajak mereka untuk menghadapi hari baru tanpa terbebani oleh apa yang telah terjadi. Ia juga mampu menyampaikan simpati, empati dengan elegan tanpa menjadi sentimental.

Ia menekankan bahwa pada akhirnya yang terpenting adalah optimisme yang sehat bukan pesimisme yang murung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun