Senyap menggigil. Dedaunan berkerisik.
Siap mengecup lengannya yang bertato kaligrafi MIRAH, tiba-tiba Kha berlari ke arah Jenal. Cring-cring-cring, bunga api berloncatan dari ujung kelewang yang diseret-seret pada jalan.
Jenal lompat menerkam. Semasih di udara tangannya menyelip ke belakang lantas sebilah kapak telah teracung, mengarah ke kepala Kha.
***
"Usy-usy-usy... dieeem... diem nak udah larut."
Mirah, bayi berusia lima bulan, menangis keras-keras. Ia menepis susu botolan. ASI pun tak berhasil menenangkan. Jena menggendongnya ke beranda.
"Ninabobo o ninabobo, ya Allah, diem nak diem... usy-usy-usy."
Tangis Mirah menjerit-jerit.
Reranting kering seakan urat nadi pada bulan: purnama berdenyut-denyut. Airmata Jena netes segulir.