Mohon tunggu...
Dionisius Salya Tejo
Dionisius Salya Tejo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - SEMINARIS

Saya tertarik dengan hal-hal yang memiliki humor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggagas Pentingnya Keseimbangan pada Kehidupan Sosial dan Prestasi Akademis

10 Oktober 2023   08:35 Diperbarui: 10 Oktober 2023   08:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi penulis

 

Di era zaman modern yang semakin berkembang ini, banyak anak muda dan kalangan remaja di Indonesia yang memiliki prestasi-prestasi yang luar biasa hal ini ditunjukkan dengan berbagai penemuan dan prestasi. Contoh nyatanya adalah Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo yang menjadi sorotan setelah berhasil menyabet 33 medali kompetisi matematika dan sains internasional. Mereka tercatat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional saat mendapat medali di Olimpiade Matematika Internasional World Mathematics Invitational (WMI) 2021.

Mereka patut dibanggakan dengan banyak prestasi yang mereka miliki. Sudah banyak anak muda yang meraih prestasi di berbagai bidang, mulai dari akademik, olah raga, kesenian, dan berbagai hal di minat atau bakat mereka masing-masing. Contohnya seperti seorang anak muda bernama Arsa Wening Arrosyad, remaja yang baru berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 11 MilBos International Bogor. Arsa baru-baru ini berhasil capai Juara Umum kompetisi International Horseback Archery 2023 di Rusia. Dikutip dari Kantor Berita Antara Sulawesi Tengah, Rabu (6/9/2023).

  Walau begitu, mayoritas prestasi masa kini biasanya diraih di bidang akademis. Akademis adalah segala hal yang sifatnya berhubungan dengan akademi. Contohnya ialah ilmuan, teori, para ahli, pakar, dan lain sebagainya. Seperti banyak anak muda masa kini yang sudah bisa menemukan ilmu-ilmu dan teori yang luar biasa. Mischa Aoki dan Devon Kei Kenzo juara matematika dan sains yang merupakan kedua kakak beradik ini memenangkan banyak perlombaan selama pandemi di antaranya yaitu Gold Medals dari Hua Xia Cup Global Round, AIMO, VANDA Science, dan BIG Australia Science Competition.

Memiliki prestasi dalam akademis, pasti memiliki waktu lebih untuk belajar dan berlatih dalam keseharian mereka. apalagi mereka sebagai seorang anak muda dan remaja. Mereka harus mengejar target mereka untuk meraih prestasi akademis yang tinggi. 

Sedangkan jika mereka memakan waktu yang cukup banyak, hal ini tentu menbuat mereka kurang memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman seumurannya yang lain. Contohnya adalah teman saya ketika SD. Ia jarang bersosialisasi dan bermain dengan teman-temannya, bahkan ketika saya melihat mereka di jam istirahat, mereka lebih memilih untuk menyendiri dan membaca buku. Melihat teman-temannya bermain pun mereka tidak tertarik. Bahkan, mereka tidak tahu jalan pulang dari sekolah ke rumahnya, mereka mengatakan bahwa di jalan mereka tidak memperhatikan jalan dan hanya membaca buku selama perjalanan. Hal ini tentu menjadi sangat miris dan layak untuk menjadi perhatian kita bersama.

Banyak anak muda dan remaja di Indonesia zaman sekarang tidak sadar bahwa kehidupan sebenarnya adalah apa yang ada di dunia nyata, atau orang zaman sekarang biasa menyebutnya real life. Mereka pintar dan memiliki banyak prestasi, namun tidak pernah bersosialisasi, parahnya jika sampai tidak tahu jalann atau lingkungan di sekitar rumahnya sendiri, seperti teman saya. Bagaimana mereka siap menghadapi tantangan di masa depan, jika lingkungannya sendiri tidak mereka kenali. Hal ini tentu membuat mereka kurang memiliki waktu yang cukup untuk menjadi mahkluk sosial yang sebenarnya

Inilah yang saya maksud, pentingnya keseimbangan dalam hidup. Keseimbangan dalam hidup menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan keberlanjutan. Artinya, hidup itu harus seimbang (baik dari sisi kesehatan, mental, prestasi dan sosial). Di zaman ini, tentu ini menjadi tantangan untuk mengelola hidup yang seimbang. Terutama kalangan remaja & orang muda di masa kini. Begitu banyak rasa kompetisi & bersaing yang dimiliki, untuk meraih prestasi-prestasi di masa kini. Semua berebut untuk membuktikan mereka yang paling pintar dalam akademis. Menurut saya, hal ini terjadi karena memang begitulah yang terjadi di masa kini, orang dianggap pintar dan berprestasi atau akan dipandang dalam masyarakat, salah satunya jika ia memiliki prestasi akademi.

Maka tidak kaget, jika banyak anak muda dan remaja di masa kini, yang mati-matian dan habis-habisan mengejar prestasi akademis, karena memang itulah yang dihargai di masa kini. Namun, jika mereka terlalu fokus dengan prestasi akademis dan mengambil banyak waktu untuk itu. Dan itulah yang menjadi penyebab mereka tidak memiliki hidup seimbang dan hanya berat di satu sisi saja.

Tidak hanya sampai disitu, lingkungan sekitar juga mempengaruhi pola pikir remaja di masa kini, terkhusus pada lingkup keseharian mereka, seperti keluarga. Sedangkan lingkup sosial mereka berarti tempat mereka bersekolah, tempat mereka belajar. Mulai dari sisi yang paling berpengaruh yaitu keluarga. Dukungan sosial diskretif dari orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang anak. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh orang tua siswa dan ditangkap oleh siswa tersebut. Maka, biasanya ia akan memiliki prestasi yang baik & besar pula.

Bersumber dari Jurnal Penelitian dan Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial karya Sri Maslihah yang mengatakan bahwa setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mereka pasti ingin untuk menyekolahkan anaknya di tempat yang baik dan memang bisa mendidik putera atau puteri mereka, terutama agar nantinya di masa yang akan datang mereka menjadi orang yang memiliki karakter-karakter tangguh & baik. Agar mereka memiliki nikai-nilai positif yang mereka hidupi dan mmpu mereka jadikan pedoman dalam melangkah menuju masa depan mereka. Sehingga, diharapkan agar mereka mampu menghadapi segala tantangan & persoalan di masa - masa yang akan datang, dengan berpikir menyeluruh, kreativ dan adaptif.

Maka dari itu, di masa kini, tidak sedikit orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang berasrama, karena sekolah berasrama mampu mengawasi dan membantu pertumbuhan anak selama 24 jam. Disisi lain, karena sekolah berasrama biasanya memiliki pendidikan agama yang kuat pula, siswa atau siswi yang sekolah di asrama biasanya bukan hanya menerima kurikulum pendidikan secara umum. Namun, juga menerima kurikulum yang memberikan pendidikan agama yang kuat secara khusus dari lembaga pendidikan asrama mereka masing-masing. Pendidikan agama yang kuat inilah juga yang membantu anak untuk siap menghadapi tantangan di masa depan karena mereka memiliki pegangan agama yang kuat.

Kehidupan di sekolah berasrama, yang pertama siswa pasti jauh dari orang tua, dan ini merupakan tahap dan cara mereka belajar untuk hidup mandiri karena mereka jauh dari orang tua. Yang kedua, mereka diajarkan memiliki pegangan agama yang kuat, contohnya jika anak sekolah di Pondok Pesantren maka mereka akan diberikan pendidikan agama Islam yang kuat sebagai pegangangan hidup mereka. Jika mereka sekolah di sekolah Katolik seperti Pangudi Luhur, maka mereka juga memiliki pegangangan iman Katolik yang kuat karena itu yang memang diajarkan.

Mereka juga pasti tidak memiliki kebebasan memakai alat elektronik seperti yang dimiliki anak-anak di masa kini, dan juga akses untuk internet terbatas, sehingga waktu mereka untuk bersosialisasi dengan teman-teman mereka yang ada di satu asrama lebih banyak dan pasti akan lebih cepat untuk bersosialisasi karena mereka tidak memiliki pilihan untuk memakai alat elektronik seperti handphone yang biasa digunakan di masa kini. Sehingga, satu-satunya sarana sosial mereka bukan lagi media sosial, tetapi komunitas dimana mereka tinggal dan hidup berasrama.

Salah satu sekolah terkenal berbasis agama Katolik yang memiliki kehidupan berasrama dan berkomunitas  ialah SMA Seminari Menengah St. Petrus Canisius, Mertoyudan. Sekolah ini terloetak di Jl. Mayjend Bambang Soegeng no.15, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Sekolah berasrama yang homogen laki-laki ini adalah sekolah calon imam agama Katolik yang memiliki unsur kehidupan berasrama dan berkomunitas.

Menurut Rm. Yupilustanaji, Pr seorang romo yang bertugas di Seminari Mertoyudan 2 periode, sejak 2010-2014 dan sejak 2018 - saat ini. Sebagai staf dan pamong umum Seminari Mertoyudan. Menurut Rm. Yupi,Pr. Seminaris itu penting & perlu untuk memiliki prestasi akademis, karena itu sebagai salah satu bentuk pengembangan diri dalam bidang akademik dan sebagai bentuk syukur mengoptimalkan talenta yang dikaruniai Tuhan, terutama dalam kemampuan kognitif. Jika ada seminaris yang kurang dalam bidang akademi, maka harus berjuang untuk mendapatkannya. Bukan karena harus bisa tapi yang penting adalah seminaris tersebut mau & berusaha berjuang untuk berkembang dalam akademi, seperti perumpamaan talenta.

Rm. Yupi juga mengatakan bahwa seorang seminaris itu harus & diajarkan untuk bertumbuh dalam kehidupan sosial & akademis yang seimbang, bukan hanya unggul di salah satunya atau berat salah satunya. Jika ada seminaris yang berat untuk unggul di salah satunya saja maka ia tidak sesuai dengan visi seminaris, yaitu 3S. Sanctitas (kesucian), Sanitas (kesehatan), dan Scientia (pengetahuan). Kehidupan sosial dan prestasi akademis harus seimbang. Bahkan jika di Seminari Mertoyudan, ditambah unsur kerohanian agar semakin memenuhi visi seminari yaitu 3S.

S        emenjak Rm. Yupi bertugas di Seminari Mertoyudan Rm. Yupi mengatakan bahwa ia melihat seminarisnya berubah & bertumbuh. Contohnya adalah Rm. Andi Muda, Pr dan Rm. Kartono, Pr . Kedua romo tersebut sekarang adalah staf kepamongan Medan Pratama 112 di Seminari Mertoyudan, dan Rm. Yupi mengatakan bahwa ia melihat proses mereka dari semenjak masa pendidikan mereka, hingga menjadi frater, menjadi diakon, sampai menerima tahbisan menjadi imam. Mereka selalu bertumbuh & berkembang sesuai masa dan jenjang pendidikan mereka, hingga saat ini mereka sama seperti Rm. Yupi menjadi staf di Seminari Mertoyudan Rm. Yupi menjadi saksi perkembangan mereka.

Contoh lain adalah seorang seminaris tahun ke-3 (Medan Madya) yang tidak berani berbicara di depan umum, tidak percaya diri dan malu-malu. Namun, ketika sampai di tahun ke-4 (Medan Utama) kemampuan public speaking nya sudah meningkat, dia sudah percaya diri dan berani tampil di depan umum. Setiap orang selalu berubah sesuai masanya dan setiap orang selalu memiliki peluang untuk berubah, itulah yang disampaikan Rm. Yupi,Pr.

Rm. Yupi juga memberikan solusi bagi seminaris masa kini yang ingin memiliki hidup seimbang antara prestasi akademis & kehidupan sosial yaitu dengan hidup bermakna. Bahwa yang berkembang bukan hanya prestasi akademik, tapi dalam segala dimensi hidupnya harus berkembang. Untuk itulah rumah formatio ini hadir, memberikan habitus untuk refleksi, latihan kesadaran dan hidup berkomunitas. Hidup berkomunitas yang dimaksud adalah saling melayani dalam tugas kebidelan dan tugas-tugas yang lain. Contohnya adalah jika suatu angkatan sedang memiliki konflik, maka mereka harus bisa berefleksi lagi agar menjadi lebih baik lagi.

Hal ini tentu selaras dengan yang saya katakan, bahwa sebagai seorang remaja di masa kini, seminaris juga perlu memiliki keseimbangan dalam hidupnya. Keseimbangan menjadi hal yang penting, karena di Seminari Mertoyudan ini para seminaris diajak & diajarkan untuk menjadi pribadi yang utuh dalam menghidupi visi SMA Seminari Mertoyudan, yaitu 3S (Sanctitas, Sanitas, Scientia). Dimana seminaris diajak menghidupi diri secara seimbang dengan memenuhi target visi 3S.

 Karena banyak anak di masa kini yang memiliki begitu banyak prestasi, namun kurang dalam kehidupan sosial. Mereka tidak tahu caranya beradaptasi di tempat baru, tidak tahu cara memulai pembicaraan dengan orang baru. Pentingnya untuk menyadari bahwa prestasi akademis dan kehidupan sosial itu perlu seimbang sangat baik jika mulai ditanamkan sejak masa remaja. Karena sejak remaja mereka sudah diajarkan untuk menyadari pentingnya hidup seimbang bahwa itu nanti akan berguna di masa depan, bukan hanya prestasi akademis dan kemampuan intelektual saja. Melainkan juga kemampuan sosial tidak kalah penting.

Jadi, dapat saya simpulkan bahwa keseimbangan menjadi kunci kesuksesan menuju keberlanjutan, yaitu dalam melangkah ke masa depan. Memiliki hidup yang seimbang dan menyadari, mengelola serta menerapkan itu dalam diri kita sejak masih remaja adalah hal yang tepat, dan belum terlambat untuk mencoba. Sebagai remaja Indonesia di masa kini, kita perlu mengetahui bahwa kita memiliki tantangan yang besar dalam menghadapi masa depan kita masing-masing. Maka dari itu, kita perlu mempersiapkannya sejak masih remaja, salah satunya adalah dengan menerapkan hidup seimbang dalam diri kita.

Dalam konteks seorang seminaris di masa kini, hidup seimbang adalah hal yang penting. Di seminari diajarkan bahwa memiliki hidup seimbang adalah hal yang penting, bukan hanya bagi diri kita. Namun, itu juga sebagai bentuk ungkapan syukur kita pada Tuhan, atas apa yang dikaruniakannya pada diri kita masing-masing. Dalam kegiatan sehari-hari dan habitus  yang dimiliki, seminaris diajarkan agar memiliki hidup yang seimbang, dalam satu hari, ada waktu belajar, olah raga, pribadi/rekreasi, pengembangan minat-bakat yang membuat kita menjadi pribadi yang seimbang, bahkan bukan hanya antara prestasi akademi dan kehidupan sosial. Melainkan hampir dari keseluruhan aspek kehidupan yang ada. Maka, tidak perlu dipertanyakan lagi, hidup seimbang sudah pasti menjadi hal yang penting dan menjadi modal untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada di masa depan. Sudah sewajarnya kita sebagai seminaris dan remaja di masa kini mempersiapkan hal tersebut sejak saat ini.

Sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung argumen :

file:///E:/Tugas-tugas/bahan%20teks%20argumen/Studi_Tentang_Hubungan_Dukungan_Sosial_P.pdf 

Wawancara dengan Rm. Yupilustanaji, Pr. Selaku Staf & Pamong Umum Seminari Mertoyudan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun