Â
Di era zaman modern yang semakin berkembang ini, banyak anak muda dan kalangan remaja di Indonesia yang memiliki prestasi-prestasi yang luar biasa hal ini ditunjukkan dengan berbagai penemuan dan prestasi. Contoh nyatanya adalah Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo yang menjadi sorotan setelah berhasil menyabet 33 medali kompetisi matematika dan sains internasional. Mereka tercatat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional saat mendapat medali di Olimpiade Matematika Internasional World Mathematics Invitational (WMI) 2021.
Mereka patut dibanggakan dengan banyak prestasi yang mereka miliki. Sudah banyak anak muda yang meraih prestasi di berbagai bidang, mulai dari akademik, olah raga, kesenian, dan berbagai hal di minat atau bakat mereka masing-masing. Contohnya seperti seorang anak muda bernama Arsa Wening Arrosyad, remaja yang baru berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 11 MilBos International Bogor. Arsa baru-baru ini berhasil capai Juara Umum kompetisi International Horseback Archery 2023 di Rusia. Dikutip dari Kantor Berita Antara Sulawesi Tengah, Rabu (6/9/2023).
 Walau begitu, mayoritas prestasi masa kini biasanya diraih di bidang akademis. Akademis adalah segala hal yang sifatnya berhubungan dengan akademi. Contohnya ialah ilmuan, teori, para ahli, pakar, dan lain sebagainya. Seperti banyak anak muda masa kini yang sudah bisa menemukan ilmu-ilmu dan teori yang luar biasa. Mischa Aoki dan Devon Kei Kenzo juara matematika dan sains yang merupakan kedua kakak beradik ini memenangkan banyak perlombaan selama pandemi di antaranya yaitu Gold Medals dari Hua Xia Cup Global Round, AIMO, VANDA Science, dan BIG Australia Science Competition.
Memiliki prestasi dalam akademis, pasti memiliki waktu lebih untuk belajar dan berlatih dalam keseharian mereka. apalagi mereka sebagai seorang anak muda dan remaja. Mereka harus mengejar target mereka untuk meraih prestasi akademis yang tinggi.Â
Sedangkan jika mereka memakan waktu yang cukup banyak, hal ini tentu menbuat mereka kurang memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman seumurannya yang lain. Contohnya adalah teman saya ketika SD. Ia jarang bersosialisasi dan bermain dengan teman-temannya, bahkan ketika saya melihat mereka di jam istirahat, mereka lebih memilih untuk menyendiri dan membaca buku. Melihat teman-temannya bermain pun mereka tidak tertarik. Bahkan, mereka tidak tahu jalan pulang dari sekolah ke rumahnya, mereka mengatakan bahwa di jalan mereka tidak memperhatikan jalan dan hanya membaca buku selama perjalanan. Hal ini tentu menjadi sangat miris dan layak untuk menjadi perhatian kita bersama.
Banyak anak muda dan remaja di Indonesia zaman sekarang tidak sadar bahwa kehidupan sebenarnya adalah apa yang ada di dunia nyata, atau orang zaman sekarang biasa menyebutnya real life. Mereka pintar dan memiliki banyak prestasi, namun tidak pernah bersosialisasi, parahnya jika sampai tidak tahu jalann atau lingkungan di sekitar rumahnya sendiri, seperti teman saya. Bagaimana mereka siap menghadapi tantangan di masa depan, jika lingkungannya sendiri tidak mereka kenali. Hal ini tentu membuat mereka kurang memiliki waktu yang cukup untuk menjadi mahkluk sosial yang sebenarnya
Inilah yang saya maksud, pentingnya keseimbangan dalam hidup. Keseimbangan dalam hidup menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan keberlanjutan. Artinya, hidup itu harus seimbang (baik dari sisi kesehatan, mental, prestasi dan sosial). Di zaman ini, tentu ini menjadi tantangan untuk mengelola hidup yang seimbang. Terutama kalangan remaja & orang muda di masa kini. Begitu banyak rasa kompetisi & bersaing yang dimiliki, untuk meraih prestasi-prestasi di masa kini. Semua berebut untuk membuktikan mereka yang paling pintar dalam akademis. Menurut saya, hal ini terjadi karena memang begitulah yang terjadi di masa kini, orang dianggap pintar dan berprestasi atau akan dipandang dalam masyarakat, salah satunya jika ia memiliki prestasi akademi.
Maka tidak kaget, jika banyak anak muda dan remaja di masa kini, yang mati-matian dan habis-habisan mengejar prestasi akademis, karena memang itulah yang dihargai di masa kini. Namun, jika mereka terlalu fokus dengan prestasi akademis dan mengambil banyak waktu untuk itu. Dan itulah yang menjadi penyebab mereka tidak memiliki hidup seimbang dan hanya berat di satu sisi saja.
Tidak hanya sampai disitu, lingkungan sekitar juga mempengaruhi pola pikir remaja di masa kini, terkhusus pada lingkup keseharian mereka, seperti keluarga. Sedangkan lingkup sosial mereka berarti tempat mereka bersekolah, tempat mereka belajar. Mulai dari sisi yang paling berpengaruh yaitu keluarga. Dukungan sosial diskretif dari orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang anak. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh orang tua siswa dan ditangkap oleh siswa tersebut. Maka, biasanya ia akan memiliki prestasi yang baik & besar pula.
Bersumber dari Jurnal Penelitian dan Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial karya Sri Maslihah yang mengatakan bahwa setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mereka pasti ingin untuk menyekolahkan anaknya di tempat yang baik dan memang bisa mendidik putera atau puteri mereka, terutama agar nantinya di masa yang akan datang mereka menjadi orang yang memiliki karakter-karakter tangguh & baik. Agar mereka memiliki nikai-nilai positif yang mereka hidupi dan mmpu mereka jadikan pedoman dalam melangkah menuju masa depan mereka. Sehingga, diharapkan agar mereka mampu menghadapi segala tantangan & persoalan di masa - masa yang akan datang, dengan berpikir menyeluruh, kreativ dan adaptif.