Mohon tunggu...
salwa asysyifa
salwa asysyifa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Artikel pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Moral di Era Industri 4.0

12 November 2019   18:29 Diperbarui: 12 November 2019   18:34 3566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI ERA INDUSTRI 4.0
Salwa Asy Syifa Salsabila
FTIK, IAIN Tulungagung
salwasabila10@gmail.com

Abstrak:
Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki oleh generasi muda yang baik dan benar adalah memiliki moral yang baik dalam berperilaku. Untuk itu diperlukannya suatu pengetahuan tentang pedidikan moral. 

Konsep pendidikan moral diterapkan pada diri seorang anak agar mereka dapat meminimalisir kenakalan pada generasi penerus bangsa serta dapat memperbaiki kualitas pendidikan. 

Pendidikan moral tidak hanya dijadikan sebagai mata pelajaran saja melainkan diharapkan pendidikan moral mampu menjadikan peserta didik yang bermoral serta mampu menjadi pribadi yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. 

Dalam hal ini pendidikan moral yang dapat menciptakan individu yang bermoral sangat diperlukan di era 4.0. Dimana dengan terciptanya individu yang bermoral maka diharapkan seorang individu tersebut mampu menghadapi tantangan-tantangan di era 4.0.

Kata Kunci: pendidikan moral, revolusi industri di era 4.0

PENDAHULUAN
Pada era industri 4.0 dimana semua informasi tersebar luas dan dapat diakses dimanapun dengan sangat mudah, dengan adanya hali ini maka nilai-nilai atau pengaruh dari luar baik yang positif maupun negatif dapat masuk dengan mudah. 

Tidak bisa dipungkiri bahwasannya dengan luasnya penyebaran informasi pengaruh nilai-nilai negatif dari luar tidak dapat disaring dengan mudah begitu saja. Sehingga hal ini dapat menjadi ancaman atau kecemasan di kalangan semua masyarakat kususnya pada dunia pendidikan.

Ditambah lagi dengan fenomena krisisnya perkembangan moral yang tertanam dalam jatidiri generasi muda, yang semakin kesini semakin buruk. Hal ini ditunjukkan dengan beredarnya kasus-kasus penyimpangan remaja pada berbagai media massa. Misalnya bulliying di sekolah, tawuran antar sekolah, berani terhadap guru dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh minimnya tingkat moral yang tertanam dalam jatidiri seseorang.

Dalam hal ini maka diperlukannya suatu pendekatan yang serius dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada setiap jatidiri generasi muda. Menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada setiap diri peserta didik merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dimana dengan menerapkan nilai-nilai moral yang baik serta menyaring segala bentuk hal-hal yang tidak baik yang dapat mempengaruhi perilaku atau sikap pada kalangan peserta didik.

Sekolah merupakan salah satu wadah atau tempat dimana peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan moral, karena perilaku dan moralitas perlu suatu bimbingan dan tidak dapat terbentuk begitu saja. Sehingga dalam hal ini perlu diterapkannya pendidikan moral dalam sesi formal yang termuat dalam kurikulum sekolah. Dimana kurikulum merupakan salah satu peranan yang penting sebagai pemandu yang mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode peneletian yang digunakan adalah studi pustaka dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif jenis library research. Dalam hal ini obyek penelitian yang digunakan merupakan pengumpulan data atau karya ilmiah (pengumpulan data bersifat kepustakaan). Dimana kajian kepustakaan dalam penelitian ini berusaha untuk menggambarkan fenomena pendidikan moral di era 4.0 saat ini. Artikel ini membahas mengenai pentingnya pendidikan moral dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang ada di era 4.0.

HASIL DAN ANALISIS

HAKIKAT MORAL

Istilah moral berasal dari bahasa latin mores yang merupakan kata jamak dari mos yang berarti adat istiadat, kelakuan, kebiasaan, watak, tabiat dan akhlak. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan sebagai kesesuaian dengan ide-ide umum yang diterima mengenai suatu tindakan manusia, mana yang baik dan wajar untuk diterapkan. Dengan kata lain moral merupakan suatu kebiasaan dalam bertingkah laku dan bersikap baik yang susila.

Moral sendiri bersumber pada kesadaran diri sesorang yang berpusat dalam pikiran.  Apabila kita bebicara mengenai moral maka kita akan mendengar istilah-istilah seperti nilai, etika, norma, budi pekerti, akhlak, kesusilaan dan adat istiadat. Dimana semua istilah-istilah tersebut mempunyai konsep yang hampir sama.

Moral sebagai suatu prinsip antara baik dan buruk yang melekat dalam jatidiri seorang individu. Perlu kita ketahui bahwasannya moral dan moralitas itu berbeda, dimana moral merupakan suatu prinsip antara baik dan buruk, sedangkan moralitas merupakan kualitas dari pertimbangan baik dan buruk itu sendiri.

HAKIKAT PENDIDIKAN

Istilah pendidikan berasal dari kata "pedagogi" yang terdiri dari dua kata yaitu "paid" yang berarti anak dan "agogos" yang berarti menuntut. Jadi pedagogi berarti pengetahuan dalam menuntut seorang anak. Sedangkan pendidikan secara istilah memiliki arti suatu sistem pengubahan perilaku dan sikap seorang individu atau kelompok dalam usahanya mendewasakan diri melalui sebuah didikan dan pengajaran.

Menurut undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan diatas jelas bahwasannya pendidikan sangatlah penting dalam membantu seorang individu menjadi pribadi yang utuh dan mandiri serta menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan pendidikan maka seseorang akan menyadari bahwasannya dirinya mempunyai kelebihan yang harus ia syukuri.

PENDIDIKAN MORAL

Pengertian Pendidikan Moral
Pendidikan moral merupakan suatu kesadaran seorang individu (pendidik) untuk membantu individu lain (peserta didik) melalui sebuah ilmu pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai moral yang dapat memberikan konstribusi pada kepuasan individu serta dalam kehidupan sosial.

Pendidikan moral disini meliputi suatu metode-metode dan pendekatan-pendekatan yang mendidik dan mengajarkan peserta didik mengenai berbagai pengetahuan sikap, keterampilan, tingkah laku yang baik dan benar, adil serta peduli terhadap orang lain dan lain sebagainya. 

Pendidikan moral dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai moral yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah moral yang ada dalam kehidupannya. Dalam hal ini pendidikan moral merupakan suatu pendekatan yang dianggap sebagai gerakan utama dalam suatu pendidikan nilai.

Tujuan Pendidikan Moral

Pendidikan moral disini bertujuan untuk menghasilkan jatidiri seseorang (individu) yang memiliki kepribadian yang baik dan mandiri serta mampu mengenal nilai-nilai moral yang ada, selain itu juga memiliki suatu komitmen terhadap perilaku moral yang konsisten dengan nilai-nilai moral.

Selain itu pendidikan moral juga bertujuan untuk membantu generasi muda atau peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai moral untuk kepuasan diri dalam menjalani hidup yang lebih baik. Dan juga membantu seorang individu untuk mampu memberikan konstribusi yang baik dalam kehidupan bersosialisasi di lingkungan sekolah, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang didasarkan pada sikap kepedulian dan belas kasih terhadap sesame manusia.

Pengetahuan Moral

Dalam pendidikan moral terdapat beragam pengetahuan yang dapat kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan untuk menghadapi tantangan moral dalam hidup antara lain:

Kesadaran Moral

Kubutaan moral merupakan suatu kegagalan moral. Dalam hal ini terjadi pada diri seorang manusia tanpa pandang usia, dimana seseorang tidak mampu memahami suatu keadaan yang sedang ia jalani sedang melibatkan masalah moral sehingga memerlukan suatu pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan. Dengan mempertanyakan "apakah hal yang sedang terjadi ini sudah benar atau belum?"

Dalam hal ini kususnya anak-anak memerlukan suatu pengetahuan dimana mereka harus mengetahui bahwasannya tanggung jawab moral adalah menggunakan akal mereka untuk mengetahui apakah penilaian moral dibutuhkan pada situasi tersebut, kemudian barulah mereka mempertimbangkan apakah tindakan yang mereka ambil telah sesuai dan benar. 

Jadi dalam hal ini suatu institusi pendidikan harus dapat memberikan didikan atau pengajaran kepada peserta didik tentang bagaimana cara memastikan suatu fakta terlebih dahulu sebelum membuat keputusan pertimbangan moral.

Mengetahui Nilai-nilai Moral

Mengetahui sebuah nilai-nilai moral merupakan suatu keadaan dimana kita harus dapat memahami bagaimana penerapannya dalam segala situasi dan kondisi. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor penentu yang dapat membentuk pribadi sesorang bermoral baik diantaranya: nilai moral kejujuran, toleransi, sikap saling menghormati, keadilan, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, kedermawanan, keberanian, rasa belas kasihdan lain sebagainya. Apabila kita tanamkan dan satukan faktor-faktor tersebut maka hal ini akan menjadi subah warisan moral baik yang turun menurun dari generasi ke generasi selanjutnya.

Pengambilan Perspektif

Kemampuan diri untuk mampu mengambil dan melihat situasi dari sudut pandang orang lain, serta mampu membayangkan bagaimana mereka akan berfikir dan bertindak, inilah yang disebut dengan pengambilan perspektif. Tujuan yang mendasar dari suatu pendidikan moral bagi setiap peserta didik adalah dimana mereka harus mampu untuk merasakan dunia dari sudut pandang orang lain. Sehingga mereka akan memahami tentang situasi dan kondisi yang sedang terjadi disekelilingnya.

Penalaran Moral

Penalaran moral merupakan cara kita untuk memahami makna sebagai seseorang yang bermoral. Seiring tumbuh kembangnya anak disitu akan terjadi perkembangan moral yang berlangsung secara bertahap. Dalam hal ini anak akan mempelajai tindakan mana yang memerlukan nalar moral dan tindakan mana yang tidak memerlukan nalar moral.

Membuat Keputusan

Dalam mengambil sebuah keputusan maka diperlukannya sebuah keterampilan. Dimana keterampilan disini adalah kemampuan untuk memikirkan suatu keputusan yang mungkin akan diambil untuk menghadapi suatu situasi dan kondisi dari persoalan moral yang sedang mereka hadapi saat itu. Dalam hal ini tentu sekolah harus telah menanamkan dasar-dasar pengambilan keputusan sejak usai dini (usia pra TK). Misalnya dengan melatih peserta didik untuk menentukan apa yang mereka pilih dan apa konsekuensi dari pilihan mereka.

Memahami Diri Sendiri

Pengetahuan moral yang paling sulit untuk difahami dan dikuasai adalah memahami diri sendiri. Pemahaman terhadap diri sendiri serta mampu untuk mengevaluasi diri secara kritis merupakan salah satu cara untuk menjadi seseorang yang bermoral. Dalam hal ini maka kita harus mengetahui apa kekuatan (kelebihan) dan kelemahan (kekurangan) dalam diri kita sehingga kita dituntut untuk mampu memperbaiki kelemahan (kekurangan) kita.

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, industri 2.0, industri 3.0 dan yang sekarang adalah industri 4.0. Fase revolusi industri merupakan perubahan yang nyata adanya (real change). 

Dalam hal ini kita akan membahas mengenai industri 4.0 dimana hal ini ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Peningkatan digitalisasi manufaktur pada era industri 4.0 didorong oleh beberapa faktor diantaranya peningkatan volume data, kekuatan komputasi dan konektivitas; munculnya analisis, kemampuan dan kecerdasan bisnis; terbentuknya interaksi baru antara manusia dan mesin; perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik.

Pada era industri 4.0 ini memiliki manfaat yang besar tetapi dibalik itu semua terdapat ancaman dan tantangan yang besar pula. Ancaman tersebut akan terus menerus datang apabila kita tidak bisa bijak dalam menghadapinya. 

Dengan era yang sangat canggih dan serba ada ini manusia akan di suguhkan dan dimanjakan dengan teknologi yang ada. Dengan demikian manusia akan cenderung mempunyai pemikiran yang serba instan, sehingga karakter serta moral manusia akan semakin terkikis.
Pada era revolusi industri 4.0 mengubah konsep pekerjaan, kompetensi dan struktur pekerjaan yang dibutuhkan dunia pekerjaan. 

Dalam revolusi industri 4.0 ini menanamkan teknologi yang cerdas dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari kita. Selain itu, era revolusi industri 4.0 juga mengubah suatu sudut pandang tentang pendidikan. Dampak perubahan dalam hal ini tidak hanya sekedar dalam hal mengajar, tetapi juga berdampak pada perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.

Dalam era industri 4.0 ini pemanfaatan teknologi digital dalam sebuah proses pembelajaran sangat mendominasi. Tidak hanya dalam proses pembelajaran tetapi juga penyelesaian berbagai tugas serta peningkatan kompetensi guru tidak terlepas dari perkembangan informasi dan teknologi yang ada. Dalam mengatasi hal tersebut guru sebagai pendidik dituntut untuk siap beradaptasi.

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI ERA 4.0

Pendidikan 4.0 merupakan suatu pendidikan yang bercirikan pendidikan lebih memanfaatkan teknologi digital. Pendidikan moral sangatlah penting untuk diterapkan dalam dunia pendidikan yang diharapkan akan mampu menuntun peserta didik dalam menghadapi tangtangan-tantangan di era 4.0. Dimana diharapkan setiap diri peserta didik mampu menjadi anak yang bermoral. 

Dalam hal ini pendidikan moral dan pendidikan intelektual memiliki hubungan yang mendasar. Dimana secara langsung didasari pada suatu pemahaman bahwa tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk meningkatkan mutu dan kualitas diri peserta didik dalam memahami sifat alamiah dan sifat yang baik yang tertanam dalam dirinya.

Seiring dengan pesatnya kemajuan dalam dunia pendidikan serta kemajuan teknologi industri di era 4.0 maka tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh generasi penerus bangsa akan semakin beraneka ragam. 

Segala macam tantangan dan permasalahan sering sekali muncul baik dari internal maupun dari eksternal. Permasalahan yang sering terjadi contohnya dalam dunia pendidikan adalah kekerasan, kenakalan remaja dan tindakan yang diluar batas kewajaran. Yang mana hal ini dapat merugikan banyak orang.

Melihat permasalah diatas maka pendidikan moral sangatlah penting diterapkan pada penerus generasi muda. Mengingat sekarang kita telah berada pada era 4.0 yang mana semua serba digital. Dimana segala informasi dari yang baik sampai yang buruk dapat mudah diakses oleh siapapun. Ditambah lagi permasalahan kehidupan yang sering dihadapi remaja sekarang merupakan masalah kompleks yang memerlukan suatu perhatian kHusus.

Segala bentuk media massa kususnya elektrik yang pada era ini sangat luas dan mudahnya masuk informasi dan hal-hal yang buruk, dimana hal tersebut merupakan faktor penyebab kerusakan moral anak generasi muda saai ini. 

Akibatnya persoalan tersebut membutuhkan perhatian kusus yang harus segera ditangani. Misalnya dengan membubuhi disetiap kegiatan pembelajaran dalam kelas dengan pendidikan moral kepada peserta didik, mulai dari suatu hal yang cukup dasar, contohnya mengajarkan anak untuk berbuat baik kepada orang lain, menghargai pendapat orang lain, saling menghormati sesama, dan lain sebagainya.

Di sini perlu adanya konsep pembelajaran yang baik dari sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah untuk meminimalisir tindakan-tindakan generasi muda yang tidak diinginkan. Karena pertumbuhan dan perkembangan moral yang baik generasi muda memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Apabila suatu bangsa memiliki penerus generasi yang bermoral maka akan menjadi bibit-bibit pemimpin bangsa yang terdepan.

Peran pendidikan moral di era 4.0 disini diharapkan mampu menyiapkan seorang peserta didik dalam menghadapi beberapa hal, diantaranya menyiapkan peserta didik yang bermoral untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; menyiapka peserta didik yang bermoral dalam menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul; menyiapkan peserta didik yang bermoral dalam menggunakan teknologi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Moral merupakan suatu kebiasaan dalam bertingkah laku dan bersikap baik yang susila. Pendidikan moral merupakan suatu kesadaran seorang individu (pendidik) untuk membantu individu lain (peserta didik) melalui sebuah ilmu pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai moral yang dapat memberikan konstribusi pada kepuasan individu serta dalam kehidupan sosial.

Pendidikan 4.0 merupakan suatu pendidikan yang bercirikan pendidikan lebih memanfaatkan teknologi digital. Pendidikan moral sangatlah penting diterapkan pada penerus generasi muda. Mengingat sekarang kita telah berada pada era 4.0 yang mana semua serba digital. Peran pendidikan moral di era 4.0 disini diharapkan mampu menyiapkan seorang peserta didik dalam menghadapi beberapa hal, diantaranya menyiapkan peserta didik yang bermoral untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; menyiapka peserta didik yang bermoral dalam menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul; menyiapkan peserta didik yang bermoral dalam menggunakan teknologi.

Saran

Mengenai pembahasan diatas maka diperlukannya pergerakan yang tegas dari pemerintah dan pihak sekolah dalam menerapkannya pendidikan moral dalam hal agar peserta didik mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan zaman di era 4.0. Selain itu peningkatan kualitas guru dalam menggunakan teknologi harus ditingkatkan karena guru harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman di era industry 4.0.

REFERENSI

  1. Ananda, Rizki. 2017. Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama Pada Abak Usia Dini. Jurnal Obsesi Vol. 1 No. 1.
  2. Fathurrohman. 2019. Implementasi Pendidikan Moral di Sekolah Dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD). Vol. 3 No. 1.
  3. Handitya, Binov. Peran Pendidikan Dalam Membangun Moral Bangsa Di Era Disrupsi. Prosiding Seminar Nasional Jurusan Politik dan Kewarganegaraan
  4. Hudi, Ilham. 2017. Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua. Jurnal Moral Kemasyarakatan. Vol. 2 No. 1.
  5. Ibda, Fatimah. 2012. Pendidikan Moral Anak Melalui Pengajaran Bidang Studi PPKn dan Pendidikan Agama. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. Vol. XII No. 2.
  6. Pratama, Dian Arif Noor. 2019. Tantangan Karakter Di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Membentuk Kepribadian Muslim. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 3 No. 1.
  7. Surani, Dewi. 2019. Studi Literatur: Peran Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan 4.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Vol. 2 No.1.
  8. Syukriyah, Alfin. 2017. Konsep Pendidikan Moral dan Implikasinya Dalam Menekan Tingkat Kenakalan Remaja Di MTs An-Nur Gading Winongan Pasuruan. Skripsi UIN Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun