"Mungkin Allah menegur lewat itu!" sahut sang ibu lesu.
Pagi itu, mereka gegas berjalan ke halte terdekat. Menaiki Jaklinko, yang untungnya masih gratis. Tak ada uang sepeserpun. Bahkan sang mama puasa, agar Cantika dan adiknya bisa makan.
Akhirnya Jaklinko pun tiba dan mereka segera naik. Sang adik yang sering mabuk, langsung terkulai di pangkuan sang ibu.
"Adik kelihatan lelah!" gumam Cantika pelan.
"Hmmm," gumam ibunya lebih pelan.
Di suatu halte, tampak seorang gadis naik bersama ibunya. Gadis itu memiliki wajah yang special. Namun senyum di bibirnya selalu terkembang manis.
"Halo Ibuuu...!" sapa gadis kecil itu ramah.
"Halooo...!" sahut Mama Cantika spontan.
Ada gelenyar  kebahagiaan yang meliputi angkutan umum itu. Aura gadis special itu seakan menular.
"Halo, Kakak Cantik!" sapa gadis itu riang kepada Cantika.
"Halo, Ipeh!" sahut Cantika tak kalah riang.