Mohon tunggu...
Salwa AmaliaKaysan
Salwa AmaliaKaysan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Introvert yang hobi melukis, menulis dan mendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dunia Tak Seindah Harapan

27 September 2024   05:46 Diperbarui: 27 September 2024   07:35 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setiap pulang sekolah, Amel bertanya pada Momo, "Kamu menangis, saat Mama anter Kakak?".

Momo menggelengkan kepala. Amel takjub sekali, adiknya yang baru berusia empat tahun itu, berani dan mandiri. Dulu saat Amel seusianya, tak seberani itu. Mungkin karena masih ada ayahanda. Sedangkan Momo sejak lahir, sudah tidak melihat figur ayah.

Ayah mereka meninggal dunia, enam bulan setelah Momo lahir. Beberapa kali, Amel menangis sedih dalam diam, saat Ibu Yani dan Momo beberapa kali sakit dan harus rawat inap.

Amel menjadi malu. Momo tidak menangis dan ketakutan saat tak ada ibunya. Sejak itu Amel bertekad untuk lebih kuat lagi.

Hidup ini tidak selalu seindah harapan. Namun rasa syukur akan membuat kita merasakan hidup ini jauh lebih indah. Rasa syukur membuat kita menghargai apapun yang kita harus jalani.

Jakarta, 27 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun