Walau dia anak yatim, semangatnya selalu stabil dalam meraih cita-cita. Kondisi ekonomi keluarga dan kondisi kesehatan ibunya, membuat motivasi kuat untuk tetap melangkah, fokus meraih cita-cita.
"Mel, tadi terlambat, ya?" tanya Ibu Yani, saat menemani makan malam.
"Iya, Ma!" sahut Amel, "Sampai jam enam tiga puluh menit!" katanya lagi.
"Mama sudah bantu kirim pesan kepada Ibu Yasmin! Apa kamu tidak dibantu?" tanya Ibu Yani melas.
"Tetap saja dicatat, Ma! Kali ini lebih parah lagi, karena yang bertugas Ibu Yuli, guru baru!" sahut Amel dengan sendu.
"Kenapa?" tanya Ibu Yani sambil mengusap bahu Amel.
"Kata beliau, kalau terlambat tiga hari berturut-turut, Amel akan dikeluarkan dari sekolah!" sahutnya pelan.
"Kok begitu?" seru Ibu Yani kaget.
"Mulai besok, Amel naik Jaklinko yang malam saja, Ma!" sahut Amel semangat.
"Tapi, Nak!" kata Ibu Yani kaget.
"Doakan Amel ya, Ma! insyaAllah Amel bisa jaga diri!" sahut Amel mantap.