Mohon tunggu...
Tarsisius pampuare
Tarsisius pampuare Mohon Tunggu... Supir - Data diri

Oke bang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Hoaks: Wacana Pengancam Kesatuan Bangsa

4 Mei 2019   13:56 Diperbarui: 4 Mei 2019   13:56 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 

Rasionalitas massa ini menurut Armada banyak ditentukan oleh opini pemimpin. Opini tersebut kemudian dijadikan sebagai ideologi massa. Di hadapan opini pemimpin ini, subjek kehilangan rasionalitasnya untuk menilai teks dan wacana yang disampaikan oleh pemimpin. Mereka kemudian berada dalam kendali otoritas yang memiliki kuasa penuh atas massa. Kuasa yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan massa.

 

Fenomena Hoax yang belakangan banyak ditebarkan di media online merupakan senjata untuk memicu gerakan massa. Peristiwa tersebut pernah terjadi dalam gerakan 212 menjelang pilgub DKI Jakarta. Ahok menjadi sasaran massa pada saat itu. Peristiwa tersebut membuat ia gagal untuk menjadi gubernur DKI.

 

Opini massa yang dikendalikan oleh pemimpin menutup mata massa terhadap wacana atau teks. Mereka tidak lagi melihat teks atau wacana berdasarkan konteks teks atau wacana tersebut dibuat. Proses rasional di sini tidak dilakukan. Armada menyebutkan bahwa rasionalitas subjek telah terhenti.[10]  

 

Keterbatasan tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki pengaruh. Mereka memiliki segala modal bahasa untuk menggiring masyarakat. Pemikiran para pemimpin menjadi representasi dari rasionalitas massa.[11] Kendali tersebut kemudian digunakan untuk mensukseskan maksud politis dibalik opini yang disampaikannya. Fenomena hoax di sini mejadi pemicu untuk memunculkan gerakan massa. Hal ini kemudian menjadi suatu bentuk mobilisasi massa bukan hanya untuk kepuasan massa yang terkendali tersebut. Tetapi lebih daripada itu mobilisasi massa tersebut dilakukan untuk kepentingan politik pemimpin. Hal inilah yang tidak dilihat oleh massa. Atau meskipun mereka menyadarinya, tetapi mereka mengabaikan realitas tersebut. 

 

Kesadaran yang diabaikan subjek dalam massa tersebut, dipicu oleh sentimen terhadap kelompok atau massa tempat ia berada. Dalam hal ini yang dikorbankan adalah rasionalitas subjektif. Penilaian atas apa yang baik bagi keutuhan dan kemajuan bangsa diabaikan. Massa di sini dimobilisasi untuk mewujudkan keinginan tersebunyi pemimpin. McLuhan menerangkan bahwa gambaran di atas jelas meelukiskan subjek dalam massa yang kehilangan wujud atau kehilangan pribadi. Sentimentalitas menjadi sikap dasar setiap subjek yang tergabung dalam satu kelompok massa. Ketika ada hal yang menyinggung konteks kelompok tersebut, tindakan demonstrasi diambil atau yang paling ekstrim anarkisme dapat menjadi solusi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun