Sore itu salju turun di kota Seoul, Korea Selatan membuat suhu menjadi dingin. Dan di sebuah rumah terlihat keluarga kecil yang terdiri dari ibu, ayah dan dua anak laki-laki yang umurnya hanya berselisih 3 tahun, mereka terlihat sedang mengemas sesuatu, terlihat mereka mengemas perlengkapan untuk berkemah. Si kakak yang berusia 12 tahun itu sedang memakai sarung tangan hangat, adiknya yang berusia 9 tahun menghampirinya. "Kak aku udah gak sabar pengen cepat ke sana, nanti kita bikin boneka salju yuk." Tegurnya. "yuk, kakak juga udah gak sabar." Balas si kakak.
Selesai berkemas mereka bersiap siap untuk berangkat, mereka berangkat dengan mobil Campervan, mobil yang cocok untuk berkemah. Rencananya mereka akan berkemah selama   3 hari di hutan yang memang tempat untuk berkemah, namun jarang orang pergi ke sana, karena terkenal dengan tempat yang angker. 1 tahun yang lalu pernah ada orang yang hilang di sana ketika sedang berkemah tetapi sampai sekarang belum di temukan, jasadnya pun tidak di temukan.
Saat di perjalanan "ayah masih jauh gak?" si adik berbicara. "bentar lagi sampai dek sabar yaa?" balas si ayah. Si adek pun tersenyum kegirangan, ia sangat tak sabar ingin cepat sampai kesana. Ini adalah keinginannya yang sekian lama ia meminta untuk berkemah di musim salju, dan akhirnya sekaranglah waktunya. Ia sudah membayangkan betapa akan serunya perkemahan ini, ia bisa membuat boneka salju dan bermain salju dengan kakaknya, dan jangan lupa dengan bakar bakaran di tengah turunnya salju, memang agak aneh berkemah di tengah turunnya salju tetapi itu sudah biasa orang lakukan di sana.
Untuk mengisi kebosanan si kakak mengajak si adik untuk bermain. "dek main batu, gunting, kertas yuk!" Â " ayoo kak!" balas si adik dengan semangat. Di tengah-tengah mereka bermain tiba-tiba terdengar suara berita dari radio "pemirsa pada sore hari ini pukul 16.45 di perkirakan akan ada badai salju dengan kecepatan angin 55 km (34 mil) per jam, bagi masyarakat di luar sana harap berhati-hati tetap jaga keamanan. kami dari STV mengabarkan."
"yah gimana ini mau ada badai, apa kita pulang aja?" ucap si ibu. "gamau, Â mau tetep pergi ke sana". Si adik sambil merengek. "yaudah kita lanjut aja dulu, badainya juga gak terlalu besar, si adek juga udah lama pengen kesana kan??". Ucap si ayah untuk menenangkan anaknya yang berusia 9 tahun itu. Agar si adik gak merengek lagi si kakak ajak si adik main lagi.
Sementara di sisi lain, di rumah yang tempat nya tidak terlalu jauh dari tempat perkemahan itu ada sepasang suami istri yang tinggal di sana. Si istri yang sedang mengandung 6 bulan itu terlihat sedang mengelus ngelus perutnya sambil mendengarkan musik yang di peruntukkan untuk ibu hamil, di samping nya ada suaminya yang menemaninya. "pah nanti anak kita cewe apa cowo ya??" kata si istri. "mau cewe atau cowo itu gak masalah yang penting nanti anak kita sehat" ucap si suami sambil mengelus ngelus perut istrinya, dan di balas senyuman manis dari istrinya. "Pah kayanya aku lagi ngidam kue deh, kayanya si adek mau kue strawberry tapi aku ikut belinya". Si istri sambil menatap sang suami. "boleh sayangg yokk kita siap-siap berangkat". Dan di balas anggukan oleh sang istri.
Di tengah perjalanan ke toko kue mereka bertemu dengan sekeluarga yang tampaknya akan pergi berkemah mereka tampak sedang kebingungan si suami itu pun menegur dengan niat ingin membantu nya "pak, bu mau kemana??". " ini mau ke tempat perkemahan pak tapi saya bingung arahnya kemana". Ucap nya berharap mereka bisa membantunnya. "ohh ke perkemahan pak, bapak tinggal lurus aja nanti ketemu belokan nah belok kekiri terus lurus aja, di sana pak". Ucap si suami dengan ramah. "ohh kalau begitu terimakasih ya pak." Si ayah berterima kasih. Setelah itu pun sepasang suami istri itu melanjutkan perjalanan ke toko cake, begitupun juga keluarga itu pun melanjutkan perjalanan ke arah yang di arahkan bapak tadi.
Di tempat keluarga yang mau berkemah, mereka sudah sampai di tempat tujuan, si adek tidak sabar sampai melompat kegirangan dari mobil yang membuat ibu dan ayah menegurnya agar berhati-hati. Mereka pun bersiap siap untuk membereskan tempat untuk tidur dan tempat untuk makan dan tak lupa dengan perapian untuk nanti bakar bakar, mereka memakai perapian elektronik yang di gunakan untuk situasi dingin.
Si adek dan kakak sedang bermain salju, mereka melempar lempar salju serta membuat boneka salju, si ibu nampak nya ingin pergi ke toilet ia meminta si ayah untuk mengantarnya. Di tempat itu memang sudah di sediakan toilet nya, sementara mereka pergi ke toilet mereka berpesan kepada si kakak untuk menjaga adik nya dan selalu berhati hati karena sebentar lagi badai salju akan datang, meskipun itu tidak terlalu besar tetapi akan tetap bahaya untuk anak kecil.
Sementara itu di sana terlihat seorang pria yang mencurigakan, ia memakai jaket hitam, memakai sarung tangan dan masker, gelagatnya mencurigakan ia melihat gerak gerik ibu dan ayah yang menuju toilet. Dari balik pohon ia menyeringai, dan ia mulai mengikuti si ibu dan ayah. Si ibu dan ayah sudah sampai di toilet dan ayah meminta ibu cepat masuk dan si ayah akan menunggu di luar, si ibu pun mengangguk dan masuk ke kamar toilet.
Setelah selesai menyelesaikan urusannya ibu keluar dan di sana ia tidak melihat si ayah entah kemana perginya si ayah, ia pun meneriaki si ayah "yah, yah di mana??, ibu udah selesai ayo balik lagi, kasian anak-anak." Tetapi tidak ada suara yang membalasnya. Si ibu berpikir mungkin ayah udah balik duluan, ia pun kembali kesana sambil mencari si ayah siapa tau ia menemukannya di jalan kembali ke mobil.
Tetapi belum si ibu sampai ke mobil ia melihat seperti sarung tangan yang di pakai si ayah, sarung tangan itu ada bercak darahnya dan terlihat di hamparan salju yang tebal seperti ada darah yang terseret  si ibu pun mengikuti arah darah itu dengan hati yang gelisah dan khawatir. Ia sambil bermohon di dalam hati agar apa yang di pikirannya tidak terjadi, namun pikiran si ibu benar di sana terlihat si ayah yang telah bersimbah darah ia seperti telah di tusuk berkali kali, si ibu pun teriak histeris dan menangis sambil mengguncang tubuh si ayah yang sudah tak berdaya.
Di saat ia sedang menangis histeris tiba-tiba di belakang nya ada pria yang tadi telah membuntuti mereka sedang memegang pisau yang telah berdarah, ibu yang melihatnya ketakutan. Ia meminta tolong, tetapi di sana tidak ada orang lain kecuali mereka. Si ibu berusaha untuk kabur, namun ia kalah cepat dengan si pria berjaket hitam itu, pria itu menusuk si ibu dengan brutalnya seperti orang yang kesetanan.
Dan kejadian itu di saksikan oleh anak sulungnya, karena tadi ketika mereka sedang bermain boneka salju tiba tiba mereka mendengar teriakan orang histeris. Si kakak yang mengetahui itu seperti teriakan ibunya ia meminta kepada adiknya untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. "dek masuk ke mobil duluan yaa, kakak mau nyamperin ibu sama ayah dulu, jangan dulu keluar sebelum kakak datang yaa,inget!!." Â "iya kak, tapi cepat yaa". Ucap sang adik.
Di tengah ingin menyusul orang tuanya, si kakak mendengar suara orang minta tolong yang suaranya tidak jauh dari tempat dia, ia dengan hati- hati mengendap-ngendap untuk mengetahui siapa yang meminta tolong itu. Di balik pohon ia melihat orang yang meminta tolong itu ibunya dan disana juga ada seorang pria yang sedang memegang pisau seperti akan menyelakai ibunya. Ia pun syok melihat itu apalagi di sana ia melihat sang ayah sudah terkapar tak berdaya. Ia ketakutan tanpa sadar ia mengeluarkan suara lirih "ibuuu, ayahhh." Ucapnya sambil menangis, refleks ia menutup mulutnya. Tetapi si pria itu mendengar suaranya, dengan cepat si pria menghabisi si ibu.
Setelah  kakak ketahuan oleh si pria,  ia pun dengan cepat berlari ke arah mobil. Ia masuk kedalam mobil dan mengunci semua pintu mobil dengan terburu buru. Si adik yang melihat tingkah kakaknya pun kebingungan. "Kak kenapa??, terus ibu sama ayah mana??" tanyanya dengan bingung. "udah dek sekarang kamu masuk ke lemari di sana sekarang cepet!!" dengan tergesa gesa si adik masuk ke dalam lemari kecil di dalam mobil walaupun bingung ia turuti apa kata kakaknya, dan dengan panik si kakak mengunci lemari itu dan dia bersembunyi di bawah kursi.
"sheett, sheeettt" terdengar suara gesekan pisau di luar mobil. Di sana si pria melihat mobil campervan itu dan mengetuk ngetuk kaca mobilnya, ia seperti psikopat yang terobsesi untuk membunuh orang. Tidak membutuhkan waktu lama ia memecahkan kaca jendela mobil dan membuka kuncinya dari dalam, ia masuk sambil bersiul dan menggesekkan pisau, ia sangat menikmati suasana ini. Dia mencari keberadaan mangsa kecilnya, ia mencari ke arah lemari dan berusaha membukanya, tetapi di kunci, menggunakan pisau nya ia berusaha merusak lemari itu. Si kakak yang melihat adiknya terancam ia terpaksa mengeluarkan suara yang dengan cepat si pria menengok dan menemukannya di bawah kursi lalu menariknya keluar.
Si adik diam-diam mengintip dari lubang kunci di sana ia melihat si pria yang sedang menyiksa kakaknya, matanya terbelalak melihat kakaknya sedang di bunuh secara brutal oleh seorang pria tak di kenal. Ia menangis sambil menutup mulutnya, ia sangat syok dengan apa yang dia lihat. Si pria yang hanya mengetahui keberadaan si kakak pun membuka maskernya karena ia berpikir hanya ada satu anak di keluarga ini, setelah ia membunuhnya ia pun langsung pergi dengan membawa jasad-jasadnya, entah apa yang akan di lakukannya.
Tak lama kemudian tempat itu pun menjadi TKP di sana sudah ada banyak dari polisi, forensik dan wartawan dan juga sudah di kerumuni warga sekitar sana. Mereka yang melihatnya bergidik ngeri dengan apa yang terjadi, dan warga di sana pun jadi takut karena telah terjadi pembunuhan di sana. Detektif yang menangani kasus ini pun sedang melihat keadaan di sana dan ia berusaha untuk berkomunikasi dengan korban yang selamat yaitu si adik, yang sekarang masih syok ia pun diam saja ketika di tanya oleh sang detektif, detektif pun memakluminya.
Di kantor polisi dengan keadaan yang sama si adik masih diam, dia tidak mau berbicara dengan siapapun. Detektif yang melihatnya pun turut prihatin, ia membelikannya makanan namun sampai sekarang belum di makan oleh si adik. Pak detektif sedang berpikir siapa pelakunya karena dari data tim forensik belum menemukan buktinya, sidik jari pun tidak ada. Sepertinya pelaku kali ini sangat cerdik atau mungkin ini bukan pertama kalinya bagi di pelaku pikir si detektif.
Si adik yang dari tadi bengong ia mulai terpaku kepada papan iklan yang ada di sana, matanya melotot menandakan ia terkejut dan dengan histeris ia mulai menangis ketakutan. Ketika di tanya oleh detektif si adik pun menunjuk ke papan iklan tersebut. Di papan iklan terlihat seorang dokter pria yang ahli dalam oprasi. Melihat mungkin itu sebuah petunjuk, si detektif pun meminta data alamat lengkap.dokter itu.
Tidak butuh waktu lama detektif bersama polisi-polisi lain telah sampai di rumah yang dekat dengan TKP, itu adalah rumah sepasang suami istri yang istrinya sedang mengandung. Sepasang suami istri yang melihat banyak polisi di luar pun kebingungan kenapa banyak polisi di luar sana, mereka pun keluar untuk melihat situasi."pak anda di tangkap atas pembunuhan, anda dapat memanggil pengacara dan berhak diam." Ucap polisi dengan menodongkan pisau. "pak ini kenapa ya?, suami saya gak mungkin membunuh orang pak". Ucap si istri dengan nada khawatir. Detektif memanggil beberapa petugas untuk menggeledah rumahnya untuk menemukan barang bukti, namun nihil tidak ada barang bukti di sana, bercak darah pun tak.di temukan.
Ketua polisi yang melihat tidak adanya barang bukti dan salah dalam menduga pelaku itu pun memerintahkan agar membuka borgolnya dan meminta maaf karena terjadi kesalahan. Si adik yang melihatnya pun teriak "BOHONGG! BOHONG! Dia penjahatnya, dia yang telah membunuh kakak!!!". Teriak si adik dengan penuh amarah. Detektif yang melihatnya pun meminta waktu kepada ketua untuk mencari lagi.
Ketika detektif sedang mengamati rumahnya, ia terfokus ke boneka salju yang ada di sisi rumah tersebut, ia curiga karena jiga di lihat lebih dekat di bagian belakang boneka salju tersebut warna nya agak gelap, seperti kecoklatan tetapi agak pekat, detektif yang curiga dengan boneka salju tersebut pun merubuhkannya dan ternyata setelah di rubuhkan keluar cairan berwarna merah pekat agak kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk. Setelah di periksa tim forensik ternyata di dalamnya terdapat bagian-bagian tubuh manusia yang telah di cincang-cincang. Ternyata setelah di periksa ke lab itu adalah bagian bagian tubuh korban yaitu si ibu, ayah dan si kakak, dan di sana juga di temukan pisau yang seperti tusuk sate yang menusuk daging.
Setelah itu pun si suami di bawa ke kantor polisi dan di interogasi. Dan si suami ini pun menyangkalnya bahwa bukan dia orang yang membunuhnya. "bukan saya pak, bisa aja ada orang lain yang menyembunyikan bukti itu dan membuat boneka salju di sana, memang nya bapak ada bukti bahwa saya yang meletakkannya di sana??" Setelah di interogasi tapi tidak mendapatkan hasil si suami pun di bebaskan karena tidak ada bukti, yang membuktikan dia meletakkannya di sana, sidik jari pun tidak di temukan di barang bukti tersebut.
Setelah di bebas kan ternyata di sana si istri sudah menunggunya, ia pun tersenyum dan merentangkan kedua tangan nya bermaksud untuk memeluk istrinya karena takut ia kepikiran dengan kejadian itu. Namun entah kenapa si istri malah menghindarinya. "Hey sayang kenapa??, kamu jangan berpikir yang aneh-aneh." Â " ternyata selama ini aku hidup dengan PSIKOPAT!!!". Teriak sang istri sampai orang lain pun berkerumun melihatnya termasuk si detektif. Si istri dengan tergesa gesa mengeluarkan sesuatu dari sana "lihat!! Lihatt ini!! Kamu tega ya!". Ucap si istri sambil memperlihat kan sebuah kertas poto dan ternyata poto tersebut adalah poto di mana sang suami sedang membuat boneka salju di sana si suami dengan bangganya memamerkan boneka salju buatannya, yang ternyata isinya manusia.
Mendengar itu pun Detektif dengan segera melihat poto tersebut dan ternyata benar Si suami inilah yang membuat boneka salju itu. Setelah itu pun si suami langsung di borgol dan dengan lantang nya ia tertawa sambil berontak ia berbicara "HHAHAAHAHA, aishh... Sialan istriku ini benar benar pintar!!". Sambil berontak sampai ia bertekuk lutut dan melihat lurus ke perut sang istri dengan nada bangga   " Selanjutnya giliran kamu nak!!". Setelah itu pun dia di tahan dengan  ancaman hukuman seumur hidup.
Setelah kejadian ini, si adik ikut bersama tantenya dan tinggal di Australia. Karena jika ia tetap tinggal di Korea ia tidak akan bisa melupakan kejadian mengerikan itu. Karena di Korea dia gak punya siapa-siapa lagi, jadi lebih baik ia ikut bersama tantenya, Pikirnya. Sementara si istri dengan penuh rasa ragu dan bimbang, ia bermaksud akan mengaborsi bayi yang ada di kandungannya. Karena ia tidak sudi melihat anak dari psikopat. Di sisi lain ia sayang dengan anaknya, karena dia gak punya siapa-siapa lagi selain anaknya, tetapi di sisi lain ia takut nanti anaknya akan sama psikopat seperti ayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H