Rasa ingin tahu: Anak yang secara alami ingin tahu cenderung lebih banyak menjelajahi lingkungan sosialnya, sehingga memperkaya pengalaman sosialnya.
13. Peristiwa Hidup
Pengalaman traumatis: Peristiwa seperti kehilangan orang terkasih, perceraian orang tua, atau bencana alam dapat meninggalkan dampak emosional yang signifikan.
Perubahan besar: Perpindahan tempat tinggal, masuk sekolah baru, atau perubahan situasi keluarga juga memengaruhi stabilitas emosi dan kemampuan adaptasi sosial.
14. Spiritualitas atau Agama
Nilai agama atau spiritual: Kepercayaan yang diajarkan dalam agama atau keyakinan tertentu dapat membentuk cara anak memahami empati, rasa syukur, atau pengelolaan emosi.
15. Hubungan dengan Figur Panutan
Mentor atau role model: Anak yang memiliki figur panutan positif, seperti guru, kerabat, atau tokoh masyarakat, cenderung lebih mudah mengembangkan nilai dan keterampilan sosial-emosional yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H