Mohon tunggu...
Salsabila RizkyRamadhani
Salsabila RizkyRamadhani Mohon Tunggu... Human Resources - Sragen, 19 November 2001

Stay Positive

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merosotnya Perekonomian akibat Pandemi Covid-19

18 Mei 2020   11:50 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:59 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya pedagang itu tidak mempunyai penghasilan tetap karena masyarakat harus tetap memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan adanya covid-19 ini masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.


Perilaku Panic Buying

Virus Covid-19 ini pun memicu terjadinya panic buying atau penimbunan barang yang dilakukan oleh konsumen atau masyarakat ketika dalam situasi gawat darurat seperti bencana, wabah penyakit, dll terlebih lagi di pemerintah Indonesia menerapkan social distancing dan phsycal distancing yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah supaya penyebaran virus tidak meluas. 

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan, perilaku panic buying ini dipicu oleh faktor psikologis masyarakat dimana timbul kekhawatiran. Pertama adalah khawatir jika tidak belanja sekarang, bisa saja besok harga barang naik. Kedua, jika tidak belanja sekarang, maka esok hari barangnya sudah tidak ada.

Dalam sisi ekonomi, maraknya orang yang memburu suatu barang, seperti masker, hand sanitizer, dan sembako untuk bahan persediaan dapat memengaruhi sisi permintaan. Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi yaitu: jika terjadi permintaan tinggi dengan jumlah barang yang sedikit, maka harga barang akan semakin mahal. 

Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemburu rente atau pencari keuntungan. Sebab, di tengah kondisi panic buying, masyarakat cenderung membeli barang lebih dari yang dibutuhkan. Jika hal ini dilakukan secara massal, dapat berpengaruh terhadap kelangkaan barang yang disebabkan ketidakseimbangan antara demand dan supply. Kelangkaan akibat tidak seimbangnya permintaan dan penawaran ini berujung pada kenaikan harga.

Dampak Bagi UMKM

Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak yang negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM. 

Konsumsi dan daya beli masayarakat menurun diakibatkan oleh banyaknya tenaga kerja informal maupun harian yang berkurang bahkan kehilangan pendapatannya akibat protokol kesehatan untuk menerapkan phsycal distancing dan social distancing yang mengakibatkan daya beli masyarakat pun menurun.

Selain itu, dengan adanya peraturan dari pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik juga dapat berpengaruh terhadap eksistensi dari UMKM. Hal ini disebabkan banyak dari pemudik yang biasanya berhenti di rest area, seperti rumah makan, restaurant, dan pusat oleh-oleh untuk beristirahat. 

Tetapi dengan diberlakukannya peraturan ini membuat para pelaku UMKM menjadi sepi dan pendapatannya berkurang, bahkan terpaksa untuk menutup usahanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun