Mohon tunggu...
Salsa Bilara
Salsa Bilara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendongeng

pemilik akun ini akan mencoba menggali ide-ide yang telah lama tertimbun untuk direalisasikan menjadi tulisan yang menghibur di akun ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Heboh Kebijakan Ormas Keagamaan Diizinkan Kelola Tambang: Berikut Dampak Positif dan Negatif Tambang yang Perlu Dipikirkan dengan Matang

8 Juni 2024   01:02 Diperbarui: 8 Juni 2024   05:27 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Sumber Bahan Baku

Bahan Baku Industri: Berbagai mineral hasil tambang menjadi bahan baku penting untuk industri, seperti besi, baja, aluminium, dan elektronik. Contohnya, nikel yang ditambang di Indonesia merupakan bahan baku utama untuk pembuatan baterai lithium.

Bahan Bakar: Batubara, gas alam, dan minyak bumi merupakan sumber energi penting yang digunakan untuk pembangkit listrik, industri, dan transportasi. Contohnya, batubara masih menjadi sumber energi utama di Indonesia, dengan konsumsi mencapai sekitar 150 juta ton pada tahun 2022.

Pengembangan Teknologi: Industri pertambangan mendorong pengembangan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasi. Contohnya, penggunaan drone untuk pemetaan tambang dan alat berat canggih untuk ekstraksi mineral.

Dampak Negatif:

1. Kerusakan Lingkungan:

Deforestasi: Pembukaan lahan untuk tambang seringkali menyebabkan deforestasi, yang dapat berakibat pada hilangnya habitat flora dan fauna, erosi tanah, dan perubahan iklim. Contohnya, di Kalimantan, deforestasi akibat pertambangan batubara dan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab utama hilangnya habitat orangutan.

Pencemaran: Aktivitas pertambangan dapat mencemari air, udara, dan tanah dengan limbah beracun dan debu. Contohnya, pencemaran air oleh limbah tambang emas di Papua yang menyebabkan kerusakan ekosistem sungai dan keracunan pada masyarakat.

Subsidence (Penurunan Tanah): Penambangan bawah tanah dapat menyebabkan subsidence, yaitu penurunan permukaan tanah yang dapat merusak infrastruktur dan membahayakan masyarakat. Contohnya, subsidence di daerah tambang batubara di Sawahlunto, Sumatera Barat, yang menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan.

2. Konflik Sosial:

Konflik Lahan: Perebutan lahan antara perusahaan tambang dan masyarakat lokal seringkali memicu konflik sosial. Contohnya, konflik di Papua Barat antara masyarakat adat dan perusahaan tambang emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun