Mohon tunggu...
Salsabila Ahsani Hanifah
Salsabila Ahsani Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rasionalitas, Emosionalitas, dan Irasionalitas: Bagaimana Manusia Berpikir dan Mengambil Keputusan

8 Januari 2025   19:15 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: FREEPIK/3d-rendering-human-brain-concept_45125544

Emosi berfungsi sebagai dasar dari pengalaman manusia, yang berakar kuat pada sifat alamiah kita. Emosi bersifat autentik dan naluriah, yang mencerminkan nilai-nilai inti dan identitas kita. Rasionalitas, di sisi lain, adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan diasah melalui pengalaman hidup dan interaksi sosial. Sementara emosi menyediakan data mentah dari dunia batin kita, rasionalitas membantu kita memproses dan menyalurkan emosi ini menjadi tindakan yang konstruktif.

Pikiran Sadar vs Ketidaksadaran

Pikiran kita beroperasi pada dua tingkat utama: pikiran sadar dan tidak sadar. 

Pikiran sadar meliputi tindakan dan keputusan yang disengaja, yang sering dikaitkan dengan rasionalitas. Sebaliknya, proses bawah sadar mempengaruhi naluri, emosi, dan bias kita, yang membentuk sebagian besar pemikiran emosional dan, terkadang, irasional kita.

Namun, bagaimana jika bukan itu yang selalu terjadi?

Meski emosionalitas dan rasionalitas kerap dikelompokkan berdasarkan dua kategori tersebut, nyatanya kedua hal ini bisa terjadi di dua tempat tersebut. Sebagai contoh, ketika kita memiliki sebuah masalah yang memerlukan solusi, kita akan berpikir secara sadar untuk menemukan penyelesaian tersebut. Meski begitu, penyelesaian yang muncul terkadang juga bisa muncul secara tiba-tiba dan tanpa dasar yang konkrit. Bukti dari konsep ini bisa kita lihat dari para peneliti terkenal seperti teori relativitas Albert Einstein yang ia dapatkan dari sebuah inspirasi yang muncul tiba-tiba. Jadi, proses berpikir rasional atau logis bisa terjadi sebagai proses sadar maupun tidak sadar. Proses bawah sadar otak manusia adalah bagian dari kejeniusan dan kehebatan pikiran manusia. Pola yang sama dari proses dan pengaruh bawah sadar ini juga terlihat dalam emosi manusia. 

Sebagai contoh, kita mungkin merasakan perasaan senang ketika mendapatkan pujian dari orang lain. Perasaan senang yang kita rasakan adalah proses sadar karena kita mengetahui alasan dari perasaan senang itu, yang mana karena kita mendapatkan pujian. Disisi lain, kita mungkin memiliki firasat atau perasaan ragu yang tidak benar-benar bisa kita jelaskan. Kita mengetahui betul bahwa kita sepenuhnya memiliki perasaan tersebut, namun tidak bisa sepenuhnya menjelaskan alasan kita merasakan perasaan tersebut. Satu hal pasti yang terjadi pada saat itu adalah perasaan tersebut diproses oleh pikiran bawah sadar kita (yang mana tidak bisa kita akses sepenuhnya). Jadi, emosi merupakan hal yang dapat disadari maupun tidak disadari. Bahkan emosi yang kita rasakan juga bisa bersifat rasional atau tidak rasional. 

Kemudian, ada lagi satu konsep selain rasionalitas dan emosionalitas yang terjadi dalam diri kita.

Irasionalitas: Ketika Emosionalitas Menghapuskan Rasionalitas

Emosionalitas bukanlah lawan kata dari rasionalitas. Mereka berdua, seperti yang sudah dijelaskan tadi, merupakan dua sistem dasar yang hadir melengkapi satu sama lain. Namun, apabila faktor perasaan mengabaikan pertimbangan rasional, maka itulah irasionalitas.

Irasionalitas adalah kecenderungan untuk berpikir, bertindak, atau berbicara tanpa rasionalitas. Hal ini sering kali muncul dari bias, ketakutan, atau informasi yang tidak lengkap. Cara pikir irasional dapat menyebabkan pengambilan keputusan dan penalaran yang tidak optimal, dan sering kali ditandai dengan bias kognitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun