Mohon tunggu...
Salsabila A
Salsabila A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rupa-rupa

Penulis rupa-rupa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Novel "Six of Crows"

23 Juni 2021   01:39 Diperbarui: 23 Juni 2021   01:41 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Review Novel Six of Crows


Informasi Buku
Judul: Six of Crows
Series: Six of Crows #1, Grishaverse #4
Penulis: Leigh Bardugo
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Anida Nurrahmi
Penata Letak: Teguh Tri Erdyan
Desainer: Rich Deas
Ilustrasi Peta: Keith Thompson
Penerbit: POP
Tanggal Terbit: Cetakan Pertama, Mei 2018
Jumlah Halaman: 630 hal.
Kategori: Young Adult, Fantasy, Action, Crime

Sinopsis

Di Katterdam, kota pelabuhan sekaligus pusat perdagangan antarnegara yang riuh, segalanya bisa didapat asalkan kita tahu berapa harga yang tepat. Tak ada yang mengamini perdoman tersebut melebihi Kaz Brekker, seorang bajingan ulung berjuluk Tangan Kotor. Kali ini, Kaz mendapatkan tawaran pekerjaan gelap yang bisa berujung maut. Namun, upah selangit yang dijanjikan membuat Kaz bersedia menjalankannya---asalkan dia berhasil merekrut kru yang sesinting dirinya...

dan Kaz tahu benar siapa saja yang bisa dia andalkan.

Matthias, sang tawanan yang haus akan pembalasan dendam
Jesper, sang penembak jitu yang kecanduan taruhan
Wylan, sang juragan kecil yang kabur dari rumah
Inej, sang mata-mata yang lihai mengendap-endap
Nina, sang penyihir yang menjual keahliannya demi bertahan hidup
Serta Kaz sendiri, sang pencuri yang selalu lolos dari jebakan apa pun

Enam orang buangan yang berbahaya. Satu tugas rahasia yang mustahil. Namun, jika mereka bekerja sama, mungkin saja mereka berhasil---asalkan semua berjalan sesuai rencana...
dan mereka tidak saling bunuh sebelum misi terlaksana.

Review

Sebelum masuk ke review, aku meminta maaf apabila ditemukan banyak spoiler. Aku pribadi bingung bagaimana harus mereview novel fantastis ini dan menghindari diri dari menulis spoiler. Karena sejatinya, aku ingin menceritakan novel ini dari A sampai Z dengan detail setiap kejadian. Jadi, apabila di tengah-tengah nanti ada bocoran cerita, aku mewakili jempolku meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Baiklah, mari kita mulai dengan pertemuan awalku dengan novel ini.

Kalau ada novel fantasi yang selalu menjadi pembicaraan bookish twitter, instagram, youtube, tiktok, dan berbagai macam platform yang digunakan bookish, maka novel ini adalah jawabannya. Dia selalu masuk didaftar buku yang direkomendasikan. Aku yang saat itu memang sedang men-scroll twitter untuk mencari rekomendasi novel, melihat novel ini disebut dan mendapat ulasan yang baik dari pembacanya. Setelah membaca sinopsis, aku langsung berpindah haluan ke toko online. 1 minggu kemudian, novel ini sudah ada di bawah mejaku, siap untuk dibaca.

Bisa dibilang, aku jatuh cinta pada kalimat pertama, "Joost punya dua persoalan: bulan dan kumisnya". Penasaran 'kan? Sama, aku juga. Cukup dengan satu kalimat ini saja, novel ini sudah memiliki hatiku sepenuhnya. Dan begitu kukira aku enggak bisa jatuh cinta lebih dalam lagi dengan novel ini, dia mematahkan asumsiku dengan menunjukkan dunia yang fantastis dengan petualangan yang menegangkan bersama tokoh-tokoh yang luar biasa. Lebay? Rasanya aku enggak bisa bersikap biasa aja kalau menyangkut novel ini.

Novel ini terbagi menjadi enam bagian dimana setiap bagian memiliki sub-bab dengan penceritaan dari berbagai sudut pandang. Memungkinkan kita sebagai pembaca merasakan setiap denyut jantung yang coba ditaruh penulis kepada masing-masing tokoh.

Ada 7 sudut pandang yang digunakan pada novel ini. 5 diantaranya merupakan anggota dari misi "bunuh diri" yaitu, Kaz, Inej, Jesper, Nina, dan Matthias. Sedangkan dua lainnya bisa dibilang pengantar dan penutup dari cerita ini. Joost dan Pekka Rollins.

Cerita ini dimulai dari keributan yang pecah di dermaga milik saudagar Ketterdam. Hal yang tak terduga terjadi. Untuk meredam keributan yang sudah pecah, saudagar lain mencari Kaz yang terkenal dengan keahliannya dalam mencuri untuk membantunya mencuri hal yang paling dijaga di tempat yang paling terjaga. Persentase keberhasilan mereka hanya 0,0001%. Keraguan Kaz untuk mengambil tawaran ini lenyap begitu mendengar bayaran yang akan didapatkannya. Bayaran yang besar, bahkan setelah dia membaginya dengan krunya nanti.

Misi bunuh diri ini tentu membutuhkan kru jenius yang cukup gila mengingat kemungkinan mereka untuk kembali ke Ketterdam sangat kecil. Dan Kaz tahu siapa saja orang jenius yang cukup gila untuk menyerahkan nyawa mereka pada misi ini. Dari sanalah petualangan mereka untuk menaklukkan perang yang mustahil untuk dimenangkan ini dimulai.

Menurutku, penulis sangat pintar membawakan petualangan mereka melalui berbagai sudut pandang. Selain membuat cerita tetap mengalir dan menjauhi pembaca dari rasa bosan, juga memperluas imajinasi pembaca.

Penulis memperlakukan setiap tokohnya dengan adil. Memberikan ruh pada setiap tokohnya dengan sama banyak. Membuat pembaca tidak memiliki pilihan lain selain jatuh cinta kepada setiap tokoh.

Hati-hati dengan spoiler!

Aku sangat suka dengan karakter Kaz yang tanpa ampun. Seorang jenius yang menggunakan kejeniusannya untuk hal-hal yang menyalahi norma masyarakat yang berlaku, bahkan untuk negara seberantakan Ketterdam. Bukannya mau membela, tapi kita semua tahu setiap perbuatan pasti ada alasan atau latar belakangnya. Begitupun dengan hal-hal yang dilakukan Kaz. Aku enggak memberikan statement bahwa Kaz merupakan sosok Robin Hood di Ketterdam. Big no! Dia bahkan mengancam anak kecil dan memeras orang-orang untuk sampai ketujuannya. Jadi dia bukanlah Robin Hood. 

Segala hal yang dilakukannya sebenarnya hanya memiliki satu tujuan, menjadi kaya yang akan mengantarkannya pada pembalasan dendam. Kedengerannya klise, ya. Tapi percaya deh, begitu kalian baca novel ini, kalian bahkan mungkin mulai mengerti kemudian memaklumi.

Karakter Kaz yang keras ini uniknya bisa menyatu dengan karakter krunya pada misi bunuh diri. Dia selalu dipercaya untuk membawa nyawa mereka kembali ke Ketterdam semustahil apa pun kelihatannya. Dan itulah yang coba dilakukan Kaz. Membawa mereka kembali ke Ketterdam dan mengambil imbalan tinggi mereka.

Kemudian ada Inej. Siluman. Tangan kanan Kaz. Hampir mengetahui segala hal yang terjadi di Ketterdam. Kalau ada orang yang cukup dipercaya Kaz untuk melihatnya tanpa sarung tangan, maka Inejlah orangnya.

Walaupun hidup di tengah-tengah lingkungan yang rusak dan memiliki trauma yang berat, dia tetap mempertahankan sisi kemanusiaannya dan bangkit dari masa lalunya. Inilah yang membuat Inej menjadi tokoh favoritku selanjutnya.

Karakternya yang lembut, baik, juga selalu berpikir positif berhasil membuatku tersenyum setiap membaca bagiannya. Karakternya lengkap. Sosok pemberani juga lembut hati.

Selain karena karakter-karakternya yang kuat, hubungan yang terjalin dalam cerita juga menjadi salah satu alasanku menyukai buku ini.
Pertemanan antara Nina, Inej da Jesper yang selalu membuat hati menghangat. Jesper yang memiliki hubungan yang pelik dengan Kaz dan Matthias. Matthias dan Kaz yang lebih cocok disebut musuh daripada teman. Matthias dan Nina yang saling menodongkan pedang kepada satu sama lain tetapi saling melindungi ketika berada dalam bahaya. Kaz dan Inej dengan hubungan antara bos dan investasinya, tapi rela mencongkel mata seseorang kemudian melemparnya ke laut ketika mereka menyakiti salah satu di antara mereka. Six of Crows dan segala kepelikannya.

Begitulah Six of Crows yang dibangun di atas segala kepelikannya. Dan beginilah kami para pecinta Six of Crows yang mencintainya karena kepelikannya.

Beberapa quotes yang aku sukai:
1."Justru bagus apabila sebuah negeri berutang terus menerus kepada kita. Dengan begitu, negosiasi bisa dilangaungkan dalam iklim persahabatan."
2."Aku ini pengusaha," Kaz sempat memberitahunya. "Tidak lebih, tidak kurang."
"Kau pencuri, Kaz."
"Bukankah itu yang baru kukatakan?"
(Ofc, Kaz and his sassiness).
3."Kau itu percaya diri, ya, Brekker?"
"Kalau tidak percaya diri, lantas percaya siapa lagi?"
4."Aku paling suka sewaktu lelaki memohon-mohon," kata Inej. "Tapi, sekarang bukan waktunya."
5.Kaz memiringkan badan ke belakang. "Apa cara paling mudah untuk merampas dompet seseorang?"
"Todong lehernya dengan pisau?" tanya Inej.
"Todongkan pistol ke punggungnya?" tanya Jesper.
"Racuni minumannya," usul Nina.
"Kalian semua jahat," kata Matthias.

Dan masih banyak lagi. Sebenarnya setiap mereka mulai bicara, aku langsung panik nyari stick note untuk nandain karena setiap kata-kata mereka cantik.

Terima kasih kepada penerjemah yang sudah menerjemahkan novel ini dan memilih kata-kata yang terbaik untuk membawa dunia yang utuh tanpa menghilangkan keindahannya.

Satu lagi. Hal yang paling menakjubkan dari novel ini, alih-alih memiliki tujuan untuk menyelematkan dunia dari sisi jahat, novel ini hanya meneriakkan "LETS GET RICH" yang dipraktikkan dengan sempurna oleh Kaz dan krunya. Yang anehnya, dari sanalah banyak pelajaran yang bisa diambil.

Oh iya, novel ini juga dilengkapi dengan peta yang memudahkan kita untuk membayangkan perjalanan mereka.

Novel ini merupakan buku pertama dari duology dan lanjutan dari trilogy Shadow and Bone yang merupakan Grishaverse. Tapi tenang aja, novel ini bisa dibaca secara terpisah tanpa membaca trilogy terlebih dahulu. Meskipun, ada beberapa istilah yang membingungkan juga beberapa kejadian yang disebutkan tanpa penjelasan lebih lanjut, hal-hal itu enggak berpengaruh banyak terhadap jalan cerita.

Probably, 4,75/5.

Aku enggak bisa ngasi bintang 5 sesuka apapun aku dengan novel ini. Ada beberapa hal yang enggak aku setujui dan bertentangan dengan kepercayaanku yang membuatku mengurangi bintangnya. Tapi selain itu, novel ini, chef's kiss.

Direkomendasikan bagi remaja di atas 15 tahun ke atas yang ingin kabur dari kenyataannya, tapi tidak memiliki uang ataupun tidak mendapat izin orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun