Mohon tunggu...
Salsabila
Salsabila Mohon Tunggu... Pramugari - Pelajar di SMA NEGERI 1 PADALARANG

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yuk, Berbuat Baik!

16 Februari 2021   18:54 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:57 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sesampainya di rumah ketika malam hari pada pukul 7 malam, Ana melangkahkan kakinya ke kamar untuk bersih-bersih. Sehabis Ana dan abangnya membersihkan badan, mereka berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Keluarga mereka menjadi keluarga yang harmonis semenjak sifat angkuh Ana hilang secara perlahan akibat nasehat sang mama. Mereka pun berbincang tak mengenal waktu sehingga waktu menunjukkan pukul setengah 10 malam. Ketika Ana hendak menuju kamar, namun ada orang yang mengetuk pintu. Dengan cepat Ana membuka pintu tersebut, namun diluar tidak ada orang satupun. Akan tetapi, didepan pintu terdapat sebuah box yang berbentuk seperti pesanan paket online, padahal orang rumah tidak ada yang memesan barang di online. Tertera dengan jelas bahwa paket tersebut "ditujukan untuk seorang Mariana Zenata Widyatama dari seseorang yang dulu teramat cengeng." Wawww...

Ana lari ke kamar untuk membongkar box itu, bahkan ditanya mama pun Ana tetap berlari namun ia menjawab pertanyaan mamah dengan lantang.

"Dari siapa itu, nak?" tanya mama kebingungan karena Ana senyum-senyum sendiri.

"Em ini ma, dari orang untuk aku" seperti itulah jawaban Ana karena ia belum bisa mengetahui sendiri siapa yang memberikan box itu, dengan menggunakan suara lantangnya.

Lalu, sang papa dan abang pun berkata "dasar" dengan bersamaan dan geleng kepala bersamaan juga. Ternyata oh ternyata, orang yang memberikan Ana box itu adalah dia orang yang Ana rindukan sejak SMP. Ya, dia adalah Ziva Anastasya. Sahabat kecil Ana yang begitu cengeng. Yang Ana dapatkan dari box itu adalah sebuah boneka berukuran sedang dan bertuliskan "I MISS YOU", dan ternyata Ziva pun menuliskan nama lengkapnya di surat yang ada dibalik boneka tersebut.

Keesokan harinya tepat di hari Minggu, keluarga Widyatama melakukan olahraga bersama. 

Ketika Ana dan mamanya sedang duduk istirahat dipinggir lapangan, mereka pun berbincang. Sedangkan papa dan abangnya sedang bermain bulu tangkis berdua di lapangan.

Ana merasa kelelahan hingga ia manyandarkan kepalanya kepada bahu milik sang mama. Dan ia pun bercerita tentang perubahan yang ia alami setelah ia menjadi rajin bersedekah.

"Ma, terimakasih karena mama aku bisa hidup tenang. Karena mama juga udah ngingetin Ana tentang kebaikan dalam hidup untuk Ana. Ternyata benar ya, ma. Bahagia itu sederhana, dan bahagia juga tidak harus dari segi materi atau uang saja." begitulah curahan hati seorang Ana.

"Iya dong sayang. Kenapa mama dulu bilang seperti itu, ya karena ini. Mama cuman mau liat kamu bahagia terus, mama gamau kamu jadi anak yang angkuh seperti sebelum mama kasih nasehat ke kamu." ucap mama sembari mengelus kepala Ana.

Dan Ana pun melihat mata mama dengan senyuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun