Sesampainya di ruang makan, Mereka bertiga ngobrol akur, jarang-jarang seorang Ana dan Bayu Marthio Widyatama itu akur. Ya, seperti biasa Ana akur kepada abang nya itu pasti karena ada maunya.
"Tumben-tumbenan kamu ramah sama abangmu, nak. Papa tebak pasti kamu lagi ada maunya sama abang ya? Hahaha" ujar papa.
"Ih papa, sssttt! Ana mau bujuk abang buat nganter Ana shopping, pa" bisikan Ana kepada papa sambil menunjukkan puppy eyes nya yang gemoy itu.
Kemudian mama datang dari arah dapur, lalu keluarga Widyatama pun melangsungkan sarapan paginya hingga selesai.
Selesai sarapan, Ana pun menjalankan aksinya. Ya, Ana menjalankan aksinya untuk membujuk abangnya sendiri agar bisa menemani ia shopping. Awalnya sih Bayu menolak mentah-mentah bujukan Ana. Namun, Bayu terkena semprot omelan dari sang papa hingga pada akhirnya Bayu menerima bujukan Ana untuk pergi menemani ia shopping. Dan Ana hanya senyum kegirangan karena abangnya bisa dengan mudah dibujuk atas bantuan papanya.
Selama dalam perjalanan, mereka bersenda gurau berdua. Namun tanpa sengaja mata Ana melihat seorang paruh baya sedang duduk sambil mengusap keringat.Â
Dipikir Ana sepertinya ia mengenali orang paruh baya tersebut, hingga Ana pun meminta abangnya untuk berhenti didekat tempat yang diduduki oleh seorang paruh baya itu, kemudian Ana turun dari mobil dan menghampiri orang tersebut. Ternyata dan ternyata tanpa diduga seorang paruh baya tersebut adalah sosok nenek yang kemarin ia temui di tempat parkir.
"Halo nek, senang sekali saya bisa bertemu kembali dengan nenek. Gimana nek dagangan nenek hari ini? Sudah terjual berapa?" tanya Ana dengan sopan.
Nenek itu pun menjawabnya. "Alhamdulillah, nak. Hari ini kue-kue nenek sudah terjual setengahnya." senyuman manis yang terukir dibibir nenek itu begitu tulus dan ia pun merasa senang karena kue-kuenya bisa terjual setengah dengan cepat.
Hati Ana lega rasanya ketika mendengar ucapan sang nenek itu. Ana pun mencoba mencari tau siapa nenek itu sebenarnya, setelah Ana mencari tau identitas nenek itu, akhirnya dia tahu akan kehidupannya karena nek Sumi yang mau bercerita sendiri kepada Ana. Ya, ternyata nenek itu bernama Sumiati. Beberapa bulan yang lalu ia ditinggal suaminya meninggal karena sakit jantung. Dan nenek Sumi itu tinggal sendirian semenjak suaminya meninggal, karena anak-anaknya sudah tak pernah berkunjung menemui nek Sumi. Mungkin mereka sudah lupa? I don't know. Lalu, Ana pun memperkenalkan abangnya kepada nek Sumi.
"Oh iya, nek. Kenalin ini abang saya, namanya Bayu." kata Ana.