Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bagaimana Pengaruh Pajak Progresif dan Regresif bagi Masyarakat?

28 Mei 2024   04:37 Diperbarui: 29 Mei 2024   07:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak merupakan instrumen kebijakan fiskal yang esensial bagi pemerintah untuk mendapatkan pendapatan dan mengelola distribusi kekayaan di masyarakat. 

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Sifatnya memang wajib dan disetorkan oleh wajib pajak kepada pemerintah yang nantinya bisa mendapat balasan berupa manfaat secara tidak langsung.

Peran pajak amat penting dalam perekonomian negara sebagai sumber utama pendapatan pemerintah. Melalui pajak, pemerintah dapat mengumpulkan dana yang digunakan untuk membiayai berbagai program dan layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan. 

Dengan demikian, pajak tidak hanya penting untuk membiayai operasional pemerintah, tetapi juga untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Sebuah pertanyaan reflektif adalah bagaimana kita dapat memastikan bahwa sistem perpajakan yang diterapkan di negara kita tidak hanya memenuhi kebutuhan pendapatan pemerintah, tetapi juga mencerminkan prinsip keadilan sosial dan ekonomi yang diinginkan oleh masyarakat?

Peran Pajak bagi Negara

Pajak progresif adalah jenis pajak di mana tarif pajak meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan. Tujuan utama dari pajak progresif adalah untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dengan membebankan beban pajak yang lebih besar pada individu atau entitas yang memiliki kemampuan finansial lebih tinggi, sehingga menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil dan seimbang.

Sebaliknya, pajak regresif adalah jenis pajak di mana tarif pajak tetap atau menurun seiring dengan peningkatan pendapatan. Tujuan dari pajak regresif biasanya adalah untuk menyederhanakan administrasi perpajakan dan mendorong konsumsi. 

Namun, pajak ini sering dianggap kurang adil karena cenderung membebani masyarakat berpenghasilan rendah lebih berat, mengingat persentase pendapatan mereka yang digunakan untuk membayar pajak lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berpenghasilan tinggi.

Joseph E. Stiglitz, seorang ekonom Amerika Serikat yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Ilmu Ekonomi pada tahun 2001, memberikan pandangan tentang peran pajak dalam mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. 

Demikian juga, Emmanuel Saez, seorang ekonom Prancis-Amerika yang telah melakukan penelitian tentang ketidaksetaraan pendapatan dan perpajakan progresif, memberikan pandangan tentang pentingnya pajak progresif dalam mengurangi ketimpangan ekonomi.

Menarik benang merah dari pandangan keduanya berfokus pada pentingnya peran pajak dalam mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial, khususnya melalui konsep pajak progresif. 

Keduanya menekankan bahwa pajak progresif, di mana tarif pajak meningkat seiring dengan pendapatan, menjadi alat yang efektif dalam memperbaiki ketimpangan ekonomi yang dapat membantu menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil dan seimbang, serta menyediakan sumber daya yang cukup bagi pemerintah untuk membiayai program-program sosial dan layanan publik yang penting.

Pajak progresif adalah sistem perpajakan di mana tarif pajak meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan seseorang atau entitas. 

Dalam sistem pajak progresif ini, individu dengan pendapatan lebih tinggi membayar persentase pajak yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berpendapatan lebih rendah.

Tujuan pajak progresif untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan menyediakan sumber daya yang cukup bagi pemerintah untuk membiayai program-program sosial, infrastruktur, dan layanan publik lainnya. 

Contoh umum dari pajak progresif adalah pajak penghasilan, di mana tarif pajak meningkat berdasarkan kelompok pendapatan tertentu, sehingga mereka yang berpenghasilan tinggi memberikan kontribusi lebih besar terhadap pendapatan negara.

Selanjutnya, pajak regresif sering diterapkan melalui pajak-pajak konsumsi, seperti pajak penjualan atau pajak cukai, di mana semua orang membayar jumlah pajak yang sama terlepas dari pendapatan mereka. 

Tujuan dari pajak regresif adalah menyederhanakan administrasi pajak dan memastikan bahwa semua warga negara berkontribusi terhadap pendapatan pemerintah. 

Namun, sistem pajak regresif ini sering dikritik karena memperburuk ketimpangan ekonomi, sebab beban pajak relatif lebih berat bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk kebutuhan dasar.

Membandingkan Dampak Pajak Progresif dan Regresif

Perbandingan dampak antara pajak progresif dan pajak regresif menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam distribusi beban pajak dan kesejahteraan masyarakat. 

Pajak progresif, dengan tarif yang meningkat seiring pendapatan, cenderung mengurangi kesenjangan ekonomi karena individu berpenghasilan tinggi membayar lebih banyak, sehingga memungkinkan redistribusi pendapatan yang lebih adil. 

Hal ini dapat meningkatkan akses terhadap layanan publik dan program sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta memperkuat stabilitas sosial.

Di sisi lain, pajak regresif, dengan tarif yang relatif lebih berat bagi mereka yang berpendapatan rendah, cenderung memperburuk ketimpangan ekonomi. 

Beban pajak yang lebih tinggi pada kelompok berpenghasilan rendah dapat mengurangi daya beli mereka dan meningkatkan tekanan finansial, yang pada gilirannya dapat menurunkan kualitas hidup dan memperlebar kesenjangan sosial-ekonomi. 

Oleh karena itu, meskipun pajak regresif lebih mudah diadministrasikan, pajak progresif sering dianggap lebih efektif dalam menciptakan keadilan ekonomi dan sosial.

Contoh beberapa negara yang telah menerapkan pajak progresif dan regresif menunjukkan dampak yang bervariasi pada masyarakatnya. Negara-negara seperti Swedia dan Jerman menerapkan sistem pajak progresif yang kuat, di mana individu dengan pendapatan tinggi membayar tarif pajak yang jauh lebih tinggi. 

Dampaknya, negara-negara ini menikmati tingkat kesenjangan ekonomi yang lebih rendah dan sistem kesejahteraan yang kuat, yang mencakup layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Sebaliknya, negara-negara seperti Amerika Serikat memiliki elemen pajak regresif dalam bentuk pajak penjualan dan cukai. Meskipun sistem pajak penghasilan di AS bersifat progresif, pajak penjualan yang diterapkan secara merata pada semua konsumen berdampak lebih berat pada mereka yang berpenghasilan rendah. 

Dampak dari pajak regresif ini dapat terlihat dalam bentuk ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dan akses yang kurang merata terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. 

Akibatnya, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara ini sering menghadapi beban ekonomi yang lebih besar dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa penerapan pajak progresif cenderung lebih efektif dalam mendukung keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi, sementara pajak regresif sering memperburuk ketidaksetaraan dan meningkatkan tekanan ekonomi pada kelompok masyarakat yang paling rentan. 

Karena itu, pelajaran utama yang bisa diambil adalah pentingnya menyeimbangkan antara kemudahan administrasi dan keadilan sosial dalam kebijakan perpajakan.

Pesan dan Harapan Masyarakat

Pertama, penting untuk memprioritaskan keadilan dalam sistem perpajakan dengan memastikan bahwa mereka yang mampu membayar memberikan kontribusi yang lebih besar sesuai dengan kemampuan mereka. Ini bisa dicapai melalui penerapan pajak progresif yang mengenakan tarif yang lebih tinggi pada individu dengan pendapatan lebih tinggi.

Kedua, pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan pendapatan pajak sangat penting. Pembuat kebijakan harus memastikan bahwa pendapatan yang dikumpulkan digunakan secara efisien dan efektif untuk membiayai layanan publik yang penting, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan perlindungan sosial.

Ketiga, penting untuk memperhitungkan dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan perpajakan. Pembuat kebijakan harus secara cermat mengevaluasi konsekuensi dari setiap kebijakan pajak terhadap berbagai kelompok masyarakat, terutama mereka yang paling rentan. 

Upaya harus dilakukan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan menjaga agar pajak tidak membebani kelompok-kelompok berpenghasilan rendah secara tidak proporsional.

Keempat, kemampuan adaptasi untuk perubahan merupakan faktor penting dalam penerapan sistem pajak. Pembuat kebijakan perlu memperhatikan perubahan dalam dinamika ekonomi dan sosial serta memastikan bahwa sistem pajak dapat disesuaikan untuk memenuhi tuntutan zaman. 

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini, pembuat kebijakan dapat merancang sistem pajak yang tidak hanya mengoptimalkan pendapatan negara, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Pesan pentingnya adalah mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari sistem perpajakan yang diterapkan. Sistem pajak progresif menawarkan pendekatan yang lebih adil dalam mendistribusikan beban pajak, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Di sisi lain, pajak regresif dapat memperburuk ketimpangan dan meningkatkan tekanan ekonomi pada kelompok masyarakat yang paling rentan.

Oleh karena itu, pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan secara seksama pilihan sistem pajak yang dapat mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat, dengan memastikan keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan penyesuaian dalam implementasinya. 

Jadi, dengan pendekatan yang bijaksana dan berimbang, sistem pajak dapat menjadi alat yang efektif dalam mencapai tujuan kesejahteraan sosial dan ekonomi yang lebih luas.(*)

*Oleh Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun