Perbandingan dampak antara pajak progresif dan pajak regresif menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam distribusi beban pajak dan kesejahteraan masyarakat.Â
Pajak progresif, dengan tarif yang meningkat seiring pendapatan, cenderung mengurangi kesenjangan ekonomi karena individu berpenghasilan tinggi membayar lebih banyak, sehingga memungkinkan redistribusi pendapatan yang lebih adil.Â
Hal ini dapat meningkatkan akses terhadap layanan publik dan program sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta memperkuat stabilitas sosial.
Di sisi lain, pajak regresif, dengan tarif yang relatif lebih berat bagi mereka yang berpendapatan rendah, cenderung memperburuk ketimpangan ekonomi.Â
Beban pajak yang lebih tinggi pada kelompok berpenghasilan rendah dapat mengurangi daya beli mereka dan meningkatkan tekanan finansial, yang pada gilirannya dapat menurunkan kualitas hidup dan memperlebar kesenjangan sosial-ekonomi.Â
Oleh karena itu, meskipun pajak regresif lebih mudah diadministrasikan, pajak progresif sering dianggap lebih efektif dalam menciptakan keadilan ekonomi dan sosial.
Contoh beberapa negara yang telah menerapkan pajak progresif dan regresif menunjukkan dampak yang bervariasi pada masyarakatnya. Negara-negara seperti Swedia dan Jerman menerapkan sistem pajak progresif yang kuat, di mana individu dengan pendapatan tinggi membayar tarif pajak yang jauh lebih tinggi.Â
Dampaknya, negara-negara ini menikmati tingkat kesenjangan ekonomi yang lebih rendah dan sistem kesejahteraan yang kuat, yang mencakup layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
Sebaliknya, negara-negara seperti Amerika Serikat memiliki elemen pajak regresif dalam bentuk pajak penjualan dan cukai. Meskipun sistem pajak penghasilan di AS bersifat progresif, pajak penjualan yang diterapkan secara merata pada semua konsumen berdampak lebih berat pada mereka yang berpenghasilan rendah.Â
Dampak dari pajak regresif ini dapat terlihat dalam bentuk ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dan akses yang kurang merata terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.Â
Akibatnya, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara ini sering menghadapi beban ekonomi yang lebih besar dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.