Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menatap Melati atau Menancap Belati

18 Maret 2024   11:08 Diperbarui: 18 Maret 2024   11:34 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, simbolisme melati dan belati secara kontras menggambarkan kedamaian dan kebaikan (melati) berlawanan dengan ancaman dan kekerasan (belati).

Kedua simbol ini bisa dijadikan metafora untuk melukiskan dualitas dalam kehidupan, yang seringkali terdiri dari kebaikan dan kejahatan, kedamaian dan konflik, kesucian dan kekerasan, yang berdampingan dalam kenyataan manusia. Sebagai manusia, kita perlu mengakui serta mampu mengintegrasikan kedua hal ini dalam perjalanan kehidupan sebagai kunci untuk menjadi individu yang seimbang. Kedua hal ini dapat menginspirasi kita untuk menunjukkan peran membantu serta menyediakan ketenangan dan kekuatan bagi orang lain yang membutuhkan.

Semoga melati dengan keharumannya yang menyegarkan dan keindahannya yang menenangkan, akan bertahan di tengah kegaduhan kehidupan. Saat menatap melati, itu akan menciptakan kesadaran akan keindahan sederhana di sekitar kita yang sering terabaikan dalam rutinitas sehari-hari. Di sisi lain, ketika kita menggenggam belati tanpa menancapkannya, maka kita sedang merasakan kekuatannya yang menguatkan, menegaskan bahwa kehidupan tidak selalu lembut dan sering kali memerlukan ketegasan serta ketangguhan untuk menghadapi rintangan yang ada. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun