Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
salwana.2407516@students.um.ac.id
Sri Untari
Universitas Negeri Malang, Malang Indonesia
Abstrak
Penerapan efisiensi energi tentunya harus ditanamkan sejak usia dini. Efisiensi energi yang merupakan salah satu poin dari SDGs harus disosialisasikan terutama kepada anak, agar generasi selanjutnya dapat mengerti dan memahami betapa pentingnya efisiensi bagi kemajuan bangsa. Pada penelitian di SD Negeri 2 Wonomulyo ini, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik kelas 4 SD Negeri 2 Wonomulyo Kabupaten Malang Jawa Timur mengetahui tentang apa itu efisiensi energi. Peneliti memutuskan untuk menjadikan peserta didik kelas 4 sebagai sampel dari penelitian ini karena peserta didik kelas 4 sudah bisa membaca dan menulis dan bisa peneliti ajak melakukan test. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan eksperimen yang menggunakan post test dan pre test. Pemilihan SD Negeri 2 Wonomulyo ini peneliti pilih karena merupakan sebuah SD yang letaknya lumayan jauh dari kota, peneliti ingin melihat bagaimana penyebaran akses informasi di daerah tersebut apalagi mengenai efisiensi energi.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan memberikan hasil bahwa peserta didik kelas 4 SD di SD Negeri 2 Wonomulyo ini belum terlalu mengetahui apa itu efisiensi energi, terbukti saat peneliti memberikan pre test yang di mana mereka tidak tahu apa jawaban dari soal soal yang disediakan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang apa itu efisiensi masih kurang dan perlu diajarkan kembali oleh guru guru yang bertugas di sekolah tersebut. Setelah pemberian post test, peserta didik sudah dapat mengerjakan dengan baik dengan tingkat jawaban benar lebih tinggi dibandingkan dengan jawaban yang salah.
Kata Kunci: efisien, energi, SDGs, sosialisasi, sampel
1. Pendahuluan
Indonesia menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim. Menurut data yang ditunjukkan oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG). Sejak 1981 hingga 2018, terjadi peningkatan suhu sebesar 0,03Cl per tahun, disertai kenaikan permukaan air laut sebesar 0,8-1,2 cm per tahun. Data ini menjelaskan bahwa tantangan kita kedepan bukan lagi soal perubahan iklim, melainkan tantangan yang sudah terjadi dan akan terus memburuk bila tidak adanya langkah mitigasi yang tepat.
“Efisiensi energi juga langkah penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim” hal itu disampaikan oleh Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan dalam acara Tematik Bakohumas di Bandung, Kamis (12/9). Optimalisasi efisiensi energi dapat dilakukan pada seluruh sektor yang ada di aspek permintaan energi, seperti gedung komersial, industri, publik, rumah tangga, dan industri. Sistem pendingin, di antara perangkat listrik lain, memiliki bagian konsumsi listrik yang paling signifikan, sehingga mesin pendingin udara atau AC menjadi potensi efisiensi energi yang paling besar. Pada 2019, IESR mendukung Berkeley Lab sebagai mitra Indonesia dalam Program Jalur Energi Bersih Indonesia.