Hingga dua jam berlalu, tercipta sebuah tembakkan seperti pistol berwarna hitam dan diisi dengan butir-butir hitam berkelip yang lebih kecil dari lada hitam.
Aku menyentuh bagian elektrik di bagian untuk menembak yang bisa membaca keinginanku dan ketika ditembak langsung terkabul.
"Aku mau warna tembok ruang fisika jadi abstrak!"
Bush!
Seketika warna tembok menjadi abstrak dan berbagai warna ada di dinding ruang fisika dengan pola yang benar-benar tak terbentuk.
"Karendra!!!!" aku menoleh ke nenek tua berpenampilan seperti nenek yang memberi apel beracun untuk putri salju yang diyakini adalah guruku.
"Jangan bilang...."
"Buat guruku nurut dengan muridnya sesuai keinginanku!"
Bush!
"Eh!" aku menginginkan nenek tua itu nurut dengan muridnya seperti anak berumur 3 tahun. Hasilnya? Aku ditampar keras oleh pemilik sekolah dan diasingkan.
"Ya jadi begitu!"