Sedangkan Dewa adalah sosok yang ku bilang suka muncul dimana-mana namun ia berkepribadian santai. Jika diurutkan, kepribadian santainya berada di peringkat atas, aku di peringkat dua dan Aron di peringkat 3. Apalagi Aron sering berkata.
"You know, aku ini kutu buku, perpustakaan dekat rumah adalah hawa nafsuku!" ya, I know Bro.
"Sepertinya ini tanda Fada akan menjauhimu."
"Entah, ini seperti penjelajah sungguhan, mencari tahu arti persahabatan yang sesungguhnya!" batinku berkata seperti itu.
Dewa berusaha menjubahkan jas hujannya ke tubuh dengan tangan kirinya.
"Pakai sampai rumah!" Dewa langsung kabur menghindariku. Jangan-jangan takut petir.
Fada, perempuan itu, entah ia menganggapku apa. Kadang aku dianggap sahabat termutu dan kadang terburuk. Syukur masih ada Dewa dan Aron. Mereka selalu berada di sekitarku.
"Al, kamu jauhi Dewa dan Aron ya!" pinta Fada tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Mereka penghibah!" aku tak mengindahkan perkataannya.
Namun setiap aku berkumpul bersama mereka, pasti ia menarikku. Terus menerus seperti itu. Aku hanya bisa berkomunikasi via telepon dan pesan singkat.