kepada ruang ia bertanya. dengan mata yang hampir buta
mengawasi tembok empat sisi
tak kuasa membendung gejolak dusta perbuatannyaÂ
tentang cahaya periang yang melatar belakang punggungnya
kini sirnaÂ
menjelma gelap pekat yang memburu kodrat
tentang seekor burung peliharaan yang lepas dari sangkarnya
berkeliaran terbang di angkasa fana
melintasi bunga-bunga dan hinggap menghisap segala racunnya. lalu tertawa, hanya sementaraÂ
kemudian beristirahat di batu kali. meminum keruh cemaran airnya
dan terpeleset lalu hanyut dalam keterasingan yang dinginÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!