Hadirnya sosok ulama yang pewaris para nabi (Naiburraasul) pada setiap zamannya, agar orisinalitas agama terjaga. Kewajiban umat, mencari sosok ulama tersebut. Ciri utamanya adalah, mempunyai silsilah keguruan sampai kepada Nabi Muhammad saw.
Syekh Amin al Kurdi al Irbili mengarang kitab Tanwirul Qulub, uniknya metode penulisan kitab ini dalam Tiga rukun agama: Tauhid asy Ariyyah, Fiqih dengan Mazhab asy Syafii, dan Tasawuf bercorak Naqsabandiyyah.
Dalam bab Tasawuf beliau menulis, "Penting bagi Murid (orang-orang yang berharap kepada Allah SWT dan hari akhir) untuk mengetahui silsilah gurunya sampai kepada Rasulullah saw."
Dengan silsilah keguruan yang sampai kepada Rasulullah saw, akan mengalir bimbingan ruhani kepada hati murid. Lewat bimbingan ruhaniyyah Mursyid, seorang murid akan mendapat nikmat ruhaniyyah. Kenikmatan itu sangat jauh nilainya dibandingkan dengan kenikmatan materi dunia.
Pentingnya Silsilah dalam Mencari Ilmu
Dalam karya-karya ilmiah, seperti penyusunan Skripsi atau Tesis harus merujuk kepada para pakar yang jelas trackrecord (rekam jejak)-nya. hal ini berlaku untuk bermacam disiplin ilmu. Sehingga orang yang mempelajari, tidak akan ragu lagi untuk mencerna ilmunya, bahkan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Apatah lagi dalam menjalankan perintah agama, harus jelas asal-usulnya. Sehingga ibadah kita sesuai dengan yang dikehendaki secara syariat, dan diterima oleh Allah SWT. Jadi, dalam menjalankan ibadah haruslah sesaui dengan ketentuan apa yang ditetapkan oleh Allah SWT, para Rasul dan ulama.
Para sahabatku bagai bintang-bintang di langit. Siapa saja di antara mereka yang kamu ikuti pasti akan mendapat petunjuk (HR. Ibnu Abdul Al-Barr)
Para ulama menyebutkan sanad perkara yang urgen bagi agama. Tanpa silsilah, orang akan bicara tentang agama menurut dirinya sendiri.
"Sanad itu bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, orang akan sesukanya mengatakan apa saja yang dia inginkan." (Riwayat Muslim)
Dari Abdullah bin Amr ra, Nabi saw bersabda,