Mohon tunggu...
Siti salmah
Siti salmah Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

salmah,hanya seorang ibu dan seorang istri.tapi tetap punya kepribadian...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Istimewa

25 Desember 2010   07:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai Perempuan Agung

kau berjalan menapaki bumi dengan penuh santun

anggun langkah mu

cantik parasmu

dalam balutan jilbab yang teruntai menutupi lekuk-lekuk tubuhmu

Wahai Perempuan Agung

kau masih mempertahankan hijab mu

ditengah perempuan masa kini yang kian mempertontonkan auratnya

ketika pertanyaan menghampirimu

“mengapa mau berpakaian tertutup?”

“tidak kah kau merasa panas dan berkeringat?”

kau hanya berbisik : “lebih baik aku kepanasan di dunia yang hanya sebentar, ketimbang kepanasan di neraka yang kekal didalamnya”

Wahai Perempuan Agung

terkadang aku iri padamu

kecerdasan yang kau miliki  melampaui perempuan pintar yang pernah ku kenal

bahkan tak jarang kau mengalahi kaum adam

gagasan mu sungguh menakjubkan

kau mampu mewakili suara perempuan diantara sepuluh lelaki yang berada dalam diskusi kala itu

Wahai Perempuan Agung

tak pernah ada yang tersakiti ketika engkau berucap

tak pernah ada yang merasa bosan menatap cantiknya wajah mu

tak pernah ada yang suntuk ketika engkau bertutur kata

tak ada yang berani usil kepada mu, karena engkau mampu mempertahankan kehormatan mu

Wahai Perempuan Agung

ketika kau berjalan, tak sengaja aku melihat engkau menyantuni pengemis

kau pun hadir beberapa kali dalam masjid untuk menyantuni  fakir dan miskin

kau pergi ke panti asuhan untuk menyantuni anak yatim dan janda-janda

kau pun dengan tangan terbuka membantu kaum dhuafa

Wahai Perempuan Agung

kau mengubah cara pandang tentang diri sebagai perempuan

aku dulu menganggap bahwa aku adalah perempuan yang lemah

perempuan yang bodoh

perempuan yang hanya terkungkung dalam wilayah manak, masak, macak

perempuan yang karena nasib selalu terdiskriminasikan

perempuan yang selalu mendapat streotype negatif

Wahai Perempuan Agung

tak kan habis rasanya tinta emas ini melukiskan kisah mu

karena rasanya akan terus berlabuh mengiringi perjalanan hidupmu

ku hantur kan rasa terima kasih sedalam-dalamnya

ku yakin akan ada banyak perempuan yang ingin sepertimu

dan percayalah lelaki pun akan terpikat oleh pesona mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun